JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hampir dipastikan mengalami resesi atau pertumbuhan di angka negatif.
Perkiraan itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal ke-III di pekan terakhir bulan September ini.
Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi akan membaik di akhir tahun meski masih berada di posisi negatif.
Sri Mulyani menyebut mobilitas warga di sektor ritel, farmasi, dan tempat wisata, menunjukkan perbaikan yang dapat digenjot dengan kehati-hatian pandemi Covid-19 .
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi cukup dalam sejak kuartal I sebesar 2,97, lalu terus menurun hingga -5,23 persen di kuartal II.
Pemerintah memperkirakan angka akan terdongkrak sedikit ke posisi -1,7 persen di kuartal III dan -1,7 hingga -0,6 di akhir tahun.
Kontraksi ekonomi terbesar dipengaruhi angka konsumsi rumah tangga yang diperkirakan -3 hingga -1,5 persen di kuartal III.
Sementara konsumsi pemerintah , terdongkrak signifikan di angka 9,8 hingga 17 persen lewat berbagai percepatan belanja program.
Sementara investasi masih mengalami tekanan -8,5 persen hingga -6,6 persen.
Dampak apa saja yang harus diantisipasi semua lapisan masyarakat dan sejauh mana strategi pemerintah menangkal resesi yang hampir dipastikan akan dialami hingga akhir tahun 2020?
Simak dialog bersama Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo, Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede, serta Ekonom Senior INDEF Enny Srihartati.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.