JAKARTA, KOMPAS.TV - Orang tua Laeli Atik (LAS) mengaku tidak percaya dengan perbuatan anaknya sebagai pelaku mutilasi di Kalibata City. Meski begitu mereka berharap anaknya mendapat keringanan hukuman.
"Harapan saya hukuman yang diberikan kepada anak saya bisa diringankan. Jangan disamakan dengan si laki-lakinya," harap Masliha, ibunda LAS, saat ditemui di kediamannya, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, dikutip dari Tribun Jateng, Minggu (20/9/2020).
Sejak LAS ditangkap, pihak keluarga belum pernah mendapat pemberitahuan resmi dari pihak kepolisian. Keluarga hanya mengetahui perkembangan kasus anaknya dari televisi.
Awal mengetahui kasus anaknya pun diketahui keluarga dari pemberitaan televisi. Karena selama ini LAS tidak diketahui kabarnya.
Baca Juga: Orang Tua LAS Kaget Anaknya jadi Pelaku Mutilasi di Apartemen Kalibata
LAS sudah lama tidak pulang ke rumah. Sekitar 1,5 tahun LAS tidak memberi kabar. Keluarga sudah berusaha mencari tahu keberadaan LAS, namun tidak pernah berhasil.
Nomor telepon LAS yang dipegang Masliha pun tidak bisa dihubungi.
"Jadi benar-benar saya dan keluarga tidak tahu kabarnya gimana, sampai muncullah berita ini," ungkap Masliha.
Masliha dan suami mengaku syok mengetahui putrinya melakukan pembunuhan keji tersebut.
Sejak pertama kali mengetahui tindakan LAS dari berita di televisi, Masliha dan suami terus menangis karena memikirkan nasib anaknya.
"Saya sudah tua, ingin tenang untuk beribadah saja. Tidak disangka dapat cobaan seperti ini dari anak saya. Benar-benar masih tidak menyangka. Rasanya sedih, sakit hati," tuturnya.
"Bapaknya kalau ke sawah juga masih suka menangis kalau mengingat masalah ini," imbuh Masliha.
Sementara di pihak lain, keluarga Rinaldi Harley Wismanu di Sleman, Yogyakarta, berharap para pelaku mutilasi mendapat hukuman maksimal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.