Kompas TV entertainment selebriti

Deddy Corbuzier dan Atta Jadi Influencer Pemerintah, Menhub Akui Butuh Penyampaian yang Cerdas

Kompas.tv - 18 September 2020, 21:22 WIB
deddy-corbuzier-dan-atta-jadi-influencer-pemerintah-menhub-akui-butuh-penyampaian-yang-cerdas
Deddy Corbuzer (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Ade Indra Kusuma

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menhub Budi Karya akui melibatkan para influencer bisa memberikan dampak yang signifikan dalam mengampanyekan transportasi yang aman, nyaman, sehat dan selamat kepada masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengajak para operator penerbangan untuk menggunakan cara-cara baru dalam mempromosikan dan meninggalkan cara-cara lama.

Menteri Perhubungan ( Menhub), Budi Karya Sumadi, mengungkapkan alasan mengajak operator penerbangan untuk melibatkan influencer, baik Youtuber atau selebgram, dalam mempromosikan penerbangan guna menghindari pemberitaan yang dinilai cenderung negatif selama pandemi.

“Saya sudah menghubungi dua Youtuber, mengajak Atta Halilintar dan Deddy (Corbuzier), saya jelaskan tentang HEPA ke kedua orang ini. Insya allah memberikan satu cara lain karena dengan cara-cara yang biasa, berita ini sedemikian heavy (berat)," kata Budi mengutip Kompas dari Antara, Jumat (18/9/2020).

"Berita negatif tentang Covid akan diumpakan ketidakberdayaan dan ketidakpedulian pemerintah, itu kita dianggap proekonomi saja,” kata dia lagi.

“Saya pikir lumayan itu ada lebih dari 270.000 yang hit. Deddy tadi baru dua hingga tiga jam sudah 60.000 (penonton),” ujar dia.

“Saya ingin mengatakan kita harus taat konsisten menyediakan waktu dan dana untuk promosi dengan cara-cara yang baru, ngomong sendiri di lingkungan sendiri siapa yang dengar. Kita butuh endorser, apa yang dilakukan bandara ketat banget," kata Budi.

"Saya pikir apa yang bapak lakukan sudah luar biasa tinggal bagaimana meng-annoucne (mengumumkan) secara cerdas ( endorse), masuk kepada endorser, kantong-kantong, tertentu tidak bisa dengan cara-cara lama lagi,” tambah dia.

Budi mengakui sebelum pandemi rutin membaca surat kabar tiap pagi, namun setelah pandemi ia lebih memilih untuk mendapatkan informasi lewat gawai.

“Dulu sebelum Covid, saya kalau enggak baca koran Kompas pagi jam 10 rasanya enggak sreg, kalau enggak nonton berita Metro TV, Kompas TV atau TVone. Kita enggak baca koran oke, kita bisa dari dapat gadget,” katanya.

Ia menganggap yang tersebar di pemberitaan dengan kenyataan yang terjadi begitu berbeda di mana dalam implementasi protokol kesehatan sudah ketat.

“Mungkin itu diharapkan jadi suatu cara yang jitu. Bapak-bapak punya kapasitas, mereka senang sekali. Saya sempat dilarang Mbak Adita (Jubir Kemenhub) bahwa ini bukan untuk dicelotehkan, tapi saya merasa kebangkitan dunia aviasi harus didenger," ungkap Budi.

"Apa yang disampaikan Pak Jokowi memang pandemi ini mencekam tapi justru kita rebut momentum dengan cara tunjukkan masyarakat sama progresnya dengan negara maju. Jitu melakukan upaya campaign (kampanye) lebih dari biasanya, campaign bukan seperti dulu lagi,” tambah Budi.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x