Parlemen Menunjuk Yoshihide Suga Sebagai Perdana Menteri Baru Jepang

TOKYO, KOMPAS.TV - Parlemen Jepang memilih Yoshihide Suga sebagai perdana menteri pada Rabu (16/9/2020). Suga menggantikan pemimpin lama Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena sakit.

Suga telah dipilih sebagai pemimpin partai yang berkuasa pada hari Senin (14/9/2020), dan memastikan dia akan menggantikan Abe sebagai perdana menteri Jepang. Suga, yang merupakan kepala sekretaris kabinet di pemerintahan Abe, akan mengumumkan susunan kabinet pada Rabu malam.

Suga menekankan latar belakangnya sebagai anak petani dan berjanji akan melayani kepentingan rakyat biasa dan masyarakat pedesaan. Dia mengatakan akan melanjutkan kebijakan Abe yang belum selesai, dan bahwa prioritas utamanya adalah memerangi virus corona dan memperbaiki ekonomi Jepang yang tengah dilanda pandemi.

Abe mengatakan akan mendukung pemerintahan Suga. Abe juga berterima kasih kepada orang-orang atas pengertian mereka atas pengunduran dirinya dan meminta dukungan kuat untuk kepemimpinan yang akan datang di bawah Suga.

"Saya mengabdikan tubuh dan jiwa saya untuk pemulihan ekonomi dan diplomasi, juga untuk melindungi kepentingan nasional Jepang. Setiap hari sejak kita berkuasa," kata Abe kepada wartawan di kantor perdana menteri sebelum menuju pertemuan kabinet terakhirnya. "Selama ini, saya mampu mengatasi berbagai tantangan bersama dengan orang-orang, dan saya bangga pada diri saya sendiri," ujar Abe seperti dilansir dari Associated Press.

Suga mendapatkan dukungan dari orang-orang penting di partai dan pendukung mereka sejak awal masa kampanye, dengan harapan dia akan melanjutkan gaya kepempinan Abe.

Suga telah menjadi pendukung setia Abe sejak tugas pertama Abe sebagai perdana menteri dari 2006 hingga 2007. Masa jabatan Abe tiba-tiba berakhir karena sakit, dan Suga membantunya kembali sebagai perdana menteri pada 2012.

Abe, 65 tahun, menderita kolitis ulserativa. Dia mengatakan kondisinya telah membaik bulan lalu, namun hingga saat ini ia masih harus menjalani perawatan berkelanjutan. Karena kelemahan fisik yang dialaminya, dia memutuskan untuk mengundurkan diri.

Suga memuji diplomasi dan kebijakan ekonomi Abe. Suga juga mengatakan bahwa dia adalah seorang reformis yang akan menghilangkan kepentingan dan aturan terselubung yang menghambat reformasi. Dia mengatakan akan membentuk lembaga pemerintah baru untuk mempercepat transformasi digital Jepang yang tertinggal.

Mengenai kabinet baru Jepang, Suga menyebut dia akan menunjuk orang-orang yang berpikiran reformis dan pekerja keras. Sekitar setengah dari anggota kabinet Abe diperkirakan akan dipertahankan oleh Suga, atau dipindahkan ke berbagai jabatan lain di kementerian.