Kompas TV nasional update

Bukan PSBB, Ridwan Kamil Terapkan PSBM untuk Bogor, Depok, dan Bekasi

Kompas.tv - 14 September 2020, 15:45 WIB
bukan-psbb-ridwan-kamil-terapkan-psbm-untuk-bogor-depok-dan-bekasi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memimpin safari kebinekaan pertama di Jabar (Sumber: Instagram @ridwankamil)
Penulis : Idham Saputra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Setelah PSBB dengan pengetatan mulai dijalankan hari ini (14/9/2020) di Jakarta, PSBM akan diterapkan di daerah penyangga ibu kota.

Apa itu PSBM? 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memutuskan untuk tetap menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) untuk wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi.

Keputusan itu diambil sesuai menggelar rapat virtual bersama para kepala daerah di Bodebek di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (14/9/2020).

"Tadi pagi pukul 09.00 WIB saya sudah merapatkan dengan kepala daerah di Bodebek. Kesimpulan yang pertama kita mendukung sepenuhnya kebijakan PSBB ketat di Jakarta dari Pak Anies dengan melakukan pola yang sama di wilayah yang berdekatan Jakarta, dengan PSBB ketat tapi dengan pola yang namanya PSBM," tutur Emil di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, dikutip dari Kompas.com.

Emil menjelaskan, penerapan PSBM dilakukan karena tidak sepenuhnya aktivitas ekonomi berhubungan langsung dengan Jakarta. Karena itu, perlu perlakuan berbeda bagi daerah yang kegiatan ekonominya bersifat mandiri.

Artinya, pengetatan hanya dilakukan diwilayah dengan potensi penularan yang tinggi. Sama halnya ketika klaster Secapa AD di Bandung, penutupan hanya dilakukan untuk wilayah sekitar tidak dalam skala kota.

"PSBM karena Bodebek ini ada wilayah yang ekonominya berhubungan dengan Jakarta, ada juga yang ekonominya sifatnya Mandiri. tentu perlakuan PSSB-nya dilakukan berbeda sehingga kami menyimpulkan PSBM adalah metode yang paling pas untuk situasi perbedaan seperti ini," kata Emil.

Dari sisi epidemologi, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jabar hanya sekitar 51-53 persen. Padahal, kata Emil idealnya tingkat kesembuhan di Jabar berkisar diangka 70 persen.

"Tingkat kematian kita sangat rendah hanya di angka 2,4 persen ya. Mudah-mudahan berita baiknya yang meninggal sedikit tapi berita buruknya yang sembuhnya agak lambat, ini yang harus kita perbaiki dalam epidemiologi di Jawa Barat," terangnya.

Selain itu, jumlah pengetesan di Jabar sudah mencapai 314.000 tes PCR. Untuk skala wilayah, hanya pengetesan di Kota Cimahi yang sudah memenuhi standar WHO yakni 1 persen dari populasi penduduk.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x