PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dikabarkan telah menemukan cara untuk membatasi masifnya penyebaran Covid-19.
Cara yang dimaksud adalah menembak mati para penyelundup yang datang dari China di tempat.
Korea Utara sebelumnya telah menutup perbatasan dengan China sejak Januari lalu untuk mencegah mewabahnya virus Corona tersebut.
Baca Juga: Sesumbar Donald Trump, Lindungi Mohammed Bin Salman dari Pembunuhan Jamal Khashoggi
Namun, pada Juli lalu pihak otoritas Korea Utara mengungkapkan mulai terjadinya penyebaran Covid -19.
Mereka pun melakukan lockdown di beberapa tempat yang berbatasan dengan China, salah satunya adalah Kaesong.
Salah satunya penyebabnya adalah penyelundup yang datang dari China. Mereka diyakini telah membawa virus Corona.
Baca Juga: Tak Lagi Dipedulikan, Palestina Dianjurkan untuk Keluar dari Liga Arab
Apalagi, sebelumnya seorang datang secara ilegal dari China dikabarkan memiliki gejala Covid-19.
Kebijakan menembak mati penyelundp dari China diungkapkan oleh Komandan Tentara Amerika Serikat untuk Korea (USFK), Robert Abrams.
Seperti dikutip dari Times of India, Abrams mengatakan ditutupnya perbatasan membuat pergerakan penyelundup untuk masuk Korea Selatan kian besar.
Baca Juga: Dianggap Lebih Pikirkan Kesehatan Kim Jong-Un, Donald Trump Dihujat
“Korea Utara telah memberlakukan zona penyangga, sekitar satu atau dua kilometer di depan perbatasan dengan China,” ujar Abrams.
“Mereka menempatkan Pasukan Khusus Operasi (SOF) Korea Utara disana, Pasukan penyerang, mereka memiliki perintah menembak di tempat,” tambahnya.
Penutupan perbatasan mempercepat efek dari sanksi ekonomi yang diberikan kepada Korea Utara karena program nuklir. Pasalnya import dari China menurun hingga 85 persen.
Baca Juga: Akun Twitter Dubes China Sukai Konten Porno, Diduga Ulah Peretas
Apalagi, selain Covid-19, Korea Utara juga tengah mengalami masalah akibat bencana angin topan dan banjir.
Abrams pun memperkirakan tak akan ada provokasi dari Korea Utara dalam waktu dekat karena kondisi yang sedang menerpa mereka.
“Rezim saat ini, para militer, secara prinsip fokus memperbaiki negara mereka dan berusaha mengurangi risiko dari Covi-19. Kami tak melihat indikasi hal itu akan terjadi saat ini,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.