Kompas TV nasional peristiwa

Jakob Oetama Meninggal, Teten Masduki: Kita Kehilangan Tokoh Besar

Kompas.tv - 9 September 2020, 17:02 WIB
jakob-oetama-meninggal-teten-masduki-kita-kehilangan-tokoh-besar
Menteri Koperasi danUKM Teten Masduki di Jakarta, Selasa (17/3/2020). (Sumber: (Dok. Humas Kemenkop UKM))
Penulis : Ninuk Bunski

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki sampaikan dukacita atas meninggalnya pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama. Tokoh pers Jakob Oetama tutup usia setelah sempat koma di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading pada pukul 13:05 WIB dalam usia 88 tahun.

“Saya sangat berdukacita. Pak Jakob Oetama saya kenal selain tokoh penting dalam meletakkan fondasi industri media nasional,” kata Teten Masduki kepada KompasTV, Rabu (9/9/2020).

Baca Juga: Presiden Jokowi: Jakob Oetama Jurnalis Sejati, Punya Daya Kritis Tinggi

Jakob Oetama, kata Teten, memiliki perhatian dan dukungan terhadap gerakan perubahan sosial di tanah air. Menariknya, sambung Teten, kontribusi itu dilakukan Jakob Oetama tanpa menonjolkan peran dirinya.

“Pak Jakob Oetama juga sangat berperan penting dalam proses tranformasi demokrasi di Tanah Air. Kita kehilangan tokoh besar,” kenang Teten Masduki.

Baca Juga: Moeldoko: Jakob Oetama Jurnalis yang Selalu Mengedepankan Kata Hati dan Mata Hati

Jakob Oetama adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional. Ia lahir pada 27 September 1931 di Desa Jowahan, Borobudur, Jawa Tengah. Saat belia cita-citanya adalah menjadi guru seperti ayahnya. Ia sempat mengajar di SMP Mardi Yuwana Cipanas, Sekolah Guru Bagian B (SGB) Lenteng Agung Jagakarsa, dan SMP Van Lith Jakarta. Minatnya menulis tumbuh berkat belajar Ilmu Sejarah.

Karier Jakob Oetama di dunia jurnalistik bermula dari pekerjaan barunya sebagai redaktur majalah Penabur Jakarta. Pada 1963, bersama rekan terbaiknya, Almarhum Petrus Kanisius Ojong (P.K. Ojong), Jakob Oetama menerbitkan majalah Intisari yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia. Kepekaannya pada masalah manusia dan kemanusiaanlah yang kemudian menjadi spiritualitas Harian Kompas, yang terbit pertama kali pada 1965.

Hingga lebih dari setengah abad kemudian Kompas Gramedia berkembang menjadi bisnis multi-industri, Jakob Oetama tidak pernah melepas identitas dirinya sebagai seorang wartawan.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x