Lanskap dunia yang berubah mempengaruhi tren politik di Indonesia. Gelombang digital di segala lini mengubah pola komunikasi. Dunia yang makin digital menghadirkan buzzer dan influencer. Namun, kehadiran entitas baru dalam demokrasi ini menuai kontroversi. Apakah kehadirannya baik bagi demokrasi atau sebaliknya menjadi residu dan menggerogoti sistem demokrasi.
Tak hanya buzzer dan influencer. Maraknya aksi peretasan juga menjadi batu uji bagi demokrasi. Aksi ini dinilai mengancam kebebasan berpendapat dan berekpresi yang menjadi prasyarat utama demokrasi. Serangan digital ini juga dianggap sebagai upaya pembungkaman terhadap kritik. Padahal, seperti juga kebebasan berekspresi, kritik juga menjadi prasyarat demokrasi karena menjadi penanda adanya partisipasi publik.
Lalu bagaimana sebenarnya nasib demokrasi kita setelah 75 tahun merdeka? Apa benar maraknya peretasan menjadi ancaman bagi demokrasi? Lalu bagaimana dengan buzzer dan influencer. Apakah ini tren politik atau hanya residu demokrasi?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.