BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Masyarakat Banjarmasin tentu mengenal Jalan Cendana di Banjarmasin Utara.
Di sini ada sederet warung makan sederhana. Beberapa bahkan hanya memanfaatkan pekaranan atau halaman rumah.
Mayoritas pembelinya adalah mahasiswa yang tinggal secar indekos atau menyewa. Jangan heran jika harga yang ditawarkan warung di kawasan ini terbilang ramah.
Rata-rata dalam sepiring nasi campur dijual Rp 10 ribu hingga 13 ribu. Itupun sudah termasuk segelas es teh manis.
Baca Juga: Elpiji Bersubsidi di Banjarmasin Langka, Pangkalan Batasi Jumlah Pembelian
Farida adalah satu diantara pedagang warung makan di kawasan Cendana yang buka sejak jam 7 pagi hingga 10 malam.
Akibat corona, ia mengaku kini lebih banyak melayani pembeli bungkusan, karena yang datang makan di tempat kian berkurang.
Bahkan hampir tidak ada setelah banyak pelajar dan mahasiswa pulang ke kampung halaman seiring pembelajaran jarak jauh dilakukan.
"Keadaannya sepi, tak seperti dulu. Biasanya mahasiswa sering ke sini. Tetapi diliburkan saat pandemi," ucap Farida, kepada jurnalis kompas.tv.
Baca Juga: Elpiji Bersubsidi Langka, Hiswana Migas : Akibat Penggunaan Meningkat
Kondisi seperti ini sudah dialami Farida sejak lima bulan terakhir. Sepinya pembeli tentu berimbas pada pendapatan.
Jauh sebelum corona melanda, dalam sehari Farida bisa meraup keuntungan kotor Rp 2 juta. Sementara kini untuk memperoleh Rp 700 ribu pun sulit.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.