MINSK, KOMPAS.TV - Kembali terpilihnya Alexander Lukashenko sebagai Presiden Belarusia untuk keenam kalinya mendapat kecaman dari Uni Eropa (UE).
Bahkan pihak Uni Eropa menegaskan kesiapan mereka untuk memberikan sanksi bagi Belarusia.
Lukashenko terpilih kembali sebagai Presiden Belarusia setelah meraih 80 persen suara.
Baca Juga: Satu Keluarga di India Bunuh Diri Melompat ke Sungai karena Stigma Sosial Covid-19
Namun, pemilihan umum (pemilu) itu disinyalir sebuah setingan sehingga membuat rakyat Belarusia berdemonstrasi.
Hal itu karena ketidakpuasan masyarakat atas kepemimpinan Lukashenko yang kerap memicu kontroversi.
Sang presiden pun menanggapinya dengan tangan besi dan memerintahkan penyerangan pada demonstran.
Baca Juga: 2 Pertandingan Liga Belarusia Ditunda Karena Wabah Virus Corona
Hal itu rupanya mendapat perhatian dari Dewan UE, dan menganggap pemilu tersebut tak bebas atau adil.
Pemimpin dari 27 negara UE menyampaikan bahwa mereka telah sepakat agar Belarusia melakukan pemilihan ulang
Mereka pun menegaskan sanksi akan diberikan kepada Belarusia jika hal tersebut tak segera dilakukan.
“Kami tetap berdiri di belakang masyarakat Belarusia untuk menentukan nasib mereka sendiri,” ujar Presiden Dewan UE, Charles Michael dikutuip dari CNBC.
Baca Juga: Presiden Mali Mundur usai Dikudeta dan Disekap, Militer Akan Langsungkan Pemilu
Dewan UE pun mengungkapkan mereka akan menyiapkan pemilu yang baru dan melakukan transissi kekuasaan secara damai.
Namun, Lukashenko merasa wewenang Dewan UE sudah kelewatan. Dia merasa mereka berusaha untuk melucuti kekuasaannya.
Lukashenko pun mengancam akan melakukan tindakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.