BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Kokoleh, Serabi dan Lupis inilah sebagian kudapan khas Banjar, Kalimantan Selatan.
Tidak banyak pembuat dan penjualnya, sehingga menjadi kuliner yang cukup istimewa bagi masyarakat Kalimantan Selatan.
Satu diantaranya adalah pasangan suami istri, Ihsan dan Annisa yang berjualan di kawasan Jalan Sulawesi Banjarmasin.
Di warung yang disewanya, beragam kudapan kue khas Banjar ini tersedia.
Baca Juga: Gula Aren Asli Desa Jatuh, Usaha Tradisional Dengan Hasil Jutaan Rupiah Perbulan
Beberapa diantaranya juga langsung diolah seperti Serabi yang akrab disebut Serabi Batil.
Bergantian, Ihsan dan Annisa akan melayani pembeli atau memasak serabi ini.
Selain serabi, kokoleh adalah kudapan lain yang digemari pembeli.
Kokoleh memiliki ciri khas warna hijau dan tekstur yang lembut. warna hijaunya berasal dari daun katu.
Menurut Annisa kokoleh memiliki makna sebagai rasa syukur atas diraihnya sesuatu yang diingin sekaligus mendatangkan rezeki.
Hal tersebut serupa dengan arti kata koleh atau kolehan dalam bahasa banjar yang berarti menghasilkan.
Baca Juga: Gudeg Kangen Simbok, Pelipur Rindu Perantau di Banjarmasin Akan Masakan Jogja
Dengan aroma yang harum, ciri khas lain dari kokoleh dan serabi batil khas banjar ini adalah disajikan dengan kuah santan yang manis sehingga dapat menyegarkan.
Sedangkan kue lupis yang terbuat dari ketan disajikan dengan kuah kental gula merah dan parutan kelapa.
Tidak jarang jika ada acara seperti hari raya atau peringatan hari kemerdekaan sebuah instansi mereka mendapat pesanan.
“biasanya pesanan hari besar membludak seperti jelang lebaran. Apalagi acara-acara besar biasanya dipesan oleh pemda di sini kuenya,” terang Annisa.
Sebelum masa pandemi , penjualan kue khas banjar di warung Serabi Raffif ini mencapai Rp.1. 500.000 perhari namun kini berkurang sekitar 30 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.