Pakar Keamanan Siber Bongkar Jaringan Judi Online Oknum Komdigi hingga Sadbor Ditahan
Vod | 9 November 2024, 20:09 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menurut Pakar Keamanan Siber, Pratama Dahlian Persadha, penanganan dan pemberantasan judi online masih belum maksimal dan memerlukan evaluasi yang menyeluruh. Mulai dari instansi pemerintahan hingga di kalangan masyarakat termasuk para influencers.
“Bukan hanya influencer yang diproses hukum, tapi juga institusi lain yang ikut membantu judi online ini tetap berjalan harus diproses," ungkapnya.
Maraknya influencers yang mempromosikan judi online meresahkan masyarakat. Contohnya, Gunawan alias Sadbor dan Ahmad Supendi yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Polisi menemukan indikasi keduanya mempromosikan situs judi online.
Di sisi lain, penetapan 15 orang tersangka terkait judi online, yang di antaranya 11 pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) juga menghebohkan publik. Pratama mengatakan oknum pegawai ini memainkan powernya bukan untuk memberantas, melainkan melindungi beberapa situs judi online. Termasuk keterlibatan aparat yang membekingi.
Perputaran uang judi online mencapai ratusan triliun rupiah. Bahkan jika tidak diberantas, sampai akhir tahun 2024 bisa mencapai 900 triliun.
“PPATK sudah menemukan by name and by address, rekening yang digunakan perusahaan untuk penampungan uang judi online ini. Bahkan sudah sampai tier 10 atau 15. Jadi uang judol ini akan naik ke atas. Nanti di tempat atas ini, akan bergabung dengan uang-uang yang legal, sehingga susah dideteksi. Tapi PPATK bisa ngecek ke sana, ungkap Pratama.
Lalu sebenarnya, apa yang menyulitkan penanganan dan pemberantasan judi online di Indonesia?
Serta, bagaimana sebenarnya bentuk edukasi dan penanganan yang tepat bagi masyarakat terkait dengan judi online?
Simak pembahasan selengkapnya bersama pakar keamanan digital dari CISSReC, Pratama Persadha di kanal youtube KompasTV.
#judionline #komdigi #sadbor
Reporter: Tesalonika Ajeng
Produser: Elisabeth Widya
Editor: Frashiva Rizaldi/ Novaltri
Penulis : Elisabeth-Widya-Suharini
Sumber : Kompas TV