> >

Analisis Ekonom UI soal Deflasi Beruntun dan Jebakan Kelas Menengah 'Turun Level'

Vod | 8 Oktober 2024, 11:43 WIB

KOMPAS.TV - Lima bulan berturut-turut, deflasi terjadi di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) menolak jika deflasi yang terjadi berturut-turut langsung disimpulkan sebagai penurunan daya beli.

Beda pendapat, pengusaha justru gamblang bilang, angka deflasi benar-benar mengonfirmasi kondisi masyarakat dan dunia usaha yang sedang tidak baik-baik saja.

Belum lagi tentang jebakan kelas menengah yang menghantui.

Pertanyaan yang dilontarkan bukan tentang “Berapa pajaknya?”, tetapi “Berapa bahan-bahan makanan di pasar?”.

Ya, kelas memengah terimpit kebutuhan, tetapi jadi penyumbang pajak yang signifikan bagi Indonesia.

Merespons hal ini, Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono meminta bantuan kolaborasi dengan negara ASEAN.

Kerja sama ekonomi, terutama tentang investasi, diharapkan meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan masyarakat.

Lantas, apa yang sedang terjadi? Dan pertolongan apa yang dibutuhkan kelas menengah?

Kompas Bisnis berdiskusi dengan ekonom Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty.

Baca Juga: Mendag Zulhas soal Deflasi: Belum Tentu Tanda Daya Beli Menurun

#deflasi #kelasmenengah #ekonomui    
 

Penulis : Edwin-Zhan

Sumber : Kompas TV


TERBARU