Krisis Air Bersih Meluas di Maros: Lebih dari 22 Ribu Warga Terkena Dampak Kekeringan
Vod | 7 Oktober 2024, 15:21 WIBKOMPAS.TV - Sejumlah warga di daerah pesisir yang terdampak krisis air bersih masih mengandalkan sumur kubangan dengan sumber air seadanya. Air yang tersedia pun menurut warga rasanya asin dan berbau lumpur.
Meski kondisinya tidak layak, air dari sumur kubangan ini masih menjadi alternatif bagi sebagian warga untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Hal ini lantaran suplai air dari pemerintah kerap tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat yang terdampak krisis air bersih akibat kemarau ekstrem.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, luas wilayah yang terdampak kekeringan ekstrem di Kabupaten Maros telah mencapai tujuh kecamatan.
Saat ini, jumlah warga yang terdampak kekeringan mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.
Dari tujuh kecamatan, empat kecamatan di antaranya yang berada di wilayah pesisir menjadi yang paling terdampak, di mana masyarakat sangat kesulitan mendapatkan pasokan air bersih pasca belasan sumur tadah hujan mengering.
Sementara itu, sebagian warga terpaksa harus membeli air bersih dari pedagang, padahal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah sulit, ditambah harus membeli air bersih.
Kemarau ekstrem membuat kebutuhan air semakin meningkat, dan pemerintah terus mengupayakan suplai air bersih kepada warga secara rutin agar dapat membantu meringankan sedikit beban.
Hanya saja, kendala yang dialami untuk proses distribusi yaitu armada untuk menampung air bersih hanya tersedia dua unit, yang membuat distribusi air terbatas.
#maros #krisisair
Baca Juga: Pikap Angkut Wisatawan Terjun ke Jurang di Kuningan, 4 Orang Tewas
Penulis : Pompe-Sinulingga
Sumber : Kompas TV