Kemarau Melanda, Nanas Jadi Komoditas Andalan Petani di Bolaang Mongondow
Vod | 27 Oktober 2023, 17:25 WIBBOLAANG, MONGONDOW, KOMPAS.TV - Musim kemarau biasanya menjadi momok bagi para petani pada umumnya, namun kondisi ini berbeda bagi petani nanas di Desa Wangga, Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow.
Di musim panas seperti saat ini biasanya para petani di desa itu bisa meraup untung besar karena selain harganya mahal, permintaan buah nanas cukup tinggi ketimbang hari hari biasanya.
Apalagi buah nanas yang ditanam mereka adalah jenis nanas madu yang rasanya manis dan gurih. Tak heran banyak yang datang memesan selain dari Wilayah Bolaang Mongondow dan sekitarnya namun kebanyakan datang dari Wilayah Manado, Gorontalo hingga Kota Palu.
Tingginya permintaan buah nanas membuat para petani memanen buah nanas lebih cepat tidak harus menunggu sampai benar-benar matang karena sesuai dengan permintaan pengepul, saat dijual nanti tidak rusak atau busuk.
Petani biasanya menjual pergandeng atau 2 buah nanas di jual Rp 7.000, tapi di musim panas seperti saat ini naik menjadi Rp12.000 per gandenganya, sehingga sekali panen, petani bisa meraup untung hingga Rp 10 juta.
Desa Wangga Kecamatan Passi Barat adalah salah satu desa penghasil buah nanas berkwalitas, sehingga tak heran banyak yang datang untuk memesan dalam jumlah banyak selain untuk dijual kembali dipasar tradisional juga untuk di produksi menjadi selai.
Meskipun bisa meraup untung besar, namun Midun Lahara dan petani buah nanas lainnya diharapkan dengan sulitnya mendapatkan pupuk untuk meningkatkan produksi buah nanas.
Baca Juga: Badai di Klaten: Sejumlah Sekolah Mengalami Kerusakan Cukup Berat
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV