> >

Seberapa Kuat Pengaruh Khofifah Mendongkrak Kemenangan Bagi Capres Di Wilayah Jawa Timur?

Vod | 8 Agustus 2023, 18:55 WIB

KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa angkat bicara soal isu dirinya akan maju sebagai Cawapres dalam Pilpres 2024. 

Meski gencar didekati para pengusung 3 bakal capres untuk jadi bacawapres, Khofifah Indar Parawansa mengaku belum memutuskan pilihan politik lantaran masih berkomunikasi dan berkordinasi dengan keluarga besar PBNU.

Pengamat Politik Universitas Airlangga Hari Fitrianto menyebut jika suara warga NU sangat menentukan untuk kemenangan Jawa Timur. Sikap PBNU yang netral membuat peluang parpol untuk mendekati tokoh NU sangat besar.

Nama Khofifah Indar Parawansa muncul dalam bursa bacawapres setelah sejumlah bacapres seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan menemuinya.

Tak hanya bacapres, Megawati juga sempat berada dalam satu kegiatan bersama Khofifah. 

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, jika dilihat dari sisi asal wilayah yakni Jawa Timur dan keunikan gender sebagai cawapres perempuan, hampir 25% pemilih yang ada di Jawa Timur memilih Khofifah sebagai cawapres yang paling pantas.

“Kalau kita lihat hal lain, pemilih secara umum yang tinggal di jawa timur mulai melirik bu khofifah. 25 persen warga jatim memilih Bu Khofifah sebagai cawapres yang paling pantas, tetapi belum solid,” ujar Burhanuddin Muhtadi.

Jika dilihat dari data survei per hari Selasa, 8 Agustus 2023, Khofifah berada pada peringkat 6 dibawah Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ahy, dan Mahfud MD.

Keunggulan gender belum menjadi kekuatan yang bisa dimaterialkan oleh Khofifah Indar Parawansa.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi menduga Khofifah Indar Parawansa belum melakukan kerja-kerja politik untuk mendekati pemilih. 

“Meskipun memiliki keunggulan asal wilayah karena beliau jawa timur dan juga keunikan dari sisi gender, sepertinya kofifah masih menunggu wangsit sebelum kerja politik untuk meningkatkan daya tariknya secara elektoral.” Jelas Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik.  
 

Penulis : Shinta-Milenia

Sumber : Kompas TV


TERBARU