Bank di AS Bangkrut, Apa Jaminan Indonesia Tidak Terdampak Besar?
Vod | 18 Maret 2023, 22:28 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Silicon Valley Bank, SVB dinyatakan kolaps, Jumat (10/03) lalu.
Bank urutan ke-16 di Amerika Serikat ini resmi bangkrut, hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menambah modal.
Kejatuhan Silicon Valley Bank diikuti oleh Signature Bank. bank dengan kantor pusat di new YORK itu diambil alih regulator negara bagian, pada Minggu (12/03).
Presiden Joko Widodo mengaku terkejut mendengar kabar kebangkrutan beberapa bank di Amerika Serikat dalam waktu singkat.
Jokowi meminta semua pihak waspada.
Sementara Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut bangkrutnya SVB, yang sebenarnya merupakan bank regional kecil, telah memberikan dampak terhadap sektor keuangan global.
Namun menurut Sri Mulyani, sejauh ini sektor keuangan Indonesia masih relatif baik dari sisi pergerakan nilai tukar, maupun aliran modal ke Indonesia.
Baca Juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Bagaimana Dampaknya terhadap Keuangan dan Startup di RI?
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies, Celios, Bhima Yudhistira menyebut, efek domino dari kebangkrutan SVB bakal dirasakan negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Bhima meminta perbankan dalam negeri bersiap menghadapi dampak SVB terhadap aliran pinjaman, modal, dan investasi.
Kebangkrutan Silicon Valley Bank jangan sampai berdampak pada simpanan masyarakat di bank dalam negeri yang cukup besar.
Pada Desember 2022, simpanan masyarakat dalam bentuk rupiah mencapai Rp6,7 miliar.
Sementara dalam valuta asing sebanyak Rp1,1 miliar.
Sementara di bulan Januari 2023, simpanan dalam bentuk rupiah naik menjadi Rp6,7 miliar dan dalam valuta asing, Rp1,1 miliar.
Pemerintah harus mewaspadai dampak yang bisa terjadi akibat kebangkrutan Silicon Valley Bank.
Stabilitas sektor perbankan harus dijaga sehingga tidak menggangu perekonomian dalam negeri.
Penulis : Aisha-Amalia-Putri
Sumber : Kompas TV