Masyarakat dan Aktivis Kenang 30 Hari Kematian Brigadir J: Seseorang Mati karena Kekuasaan
Vod | 9 Agustus 2022, 10:30 WIBJAKARTA, KOMPAS TV – Aksi nyalakan 3.000 lilin menuntut pengusutan tuntas kematian Brigadir Yoshua atau Brigadir J digelar di Taman Ismail Marzuki, Senin (8/8) malam.
Sejumlah massa dari berbagai komunitas, termasuk boru Hutabarat, hadir untuk juga memberi dukungan bagi keluarga Yoshua.
Salah satu yang hadir dan berorasi adalah aktivis senior dari Komunitas Civil Society Indonesia Irma Hutabarat.
Baca Juga: Aktivis Senior Singgung Kemunculan Istri Ferdy Sambo, Tagih Transparansi Kasus Brigadir J
Ia keras menyampaikan bahwa proses hukum dan penyidikan tak bisa mengesampingkan perasaan keluarga korban.
“Saya boru Hutabarat, juga seorang ibu. Kalau kita bicara penyidikan, bicara soal hukum, Ada enggak yang mikirin perasaan mamanya Yoshua seperti apa?,” ujar Irma.
“Anaknya pulang dalam peti jenazah, enggak boleh dibuka, dibilang penjahat kelamin, dibilang melakukan kejahatan seksual. kepedihan itu bertubi tubi,” lanjutnya.
Irma juga menyebut bahwa kematian Yoshua tak lagi luka bagi sebagian kelompok masyarakat Indonesia.
Ia menyebut, jika seseorang meninggal karena kekuasaan dan kesewenang-wenangan, maka itu luka bagi seluruh bangsa Indonesia.
“Ini bukan soal Hutabarat, soal batak saja, ini adalah luka bagi seluruh bangsa Indonesia. Seseorang mati karena kekuasaan, mati karana kesewenang-wenangan, itu luka kita semua,” ucap Irma.
Video Editor: Febi Ramdani
Penulis : Muhammad-Fajar-Fadhillah
Sumber : Kompas TV