> >

Pengakuan Pilu Petugas Pemilu AS Diancam Mati Akibat Tuduhan Trump dan Sekutunya

Vod | 23 Juni 2022, 14:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS TV – Mantan petugas Pemilu AS Fulton County, Wandrea ‘Shaye’ Moss beri kesaksian pada Komite 6 Januari, pada Selasa (21/6), merinci ancaman yang ia dan keluarganya terima usai Donald Trump dan sekutunya memfitnah mereka.

Shaye Moss dan ibunya, Ruby Freeman ajukan gugatan pencemaran nama baik, karena Trump dan sekutunya mengaitkan keduanya dengan tuduhan konspirasi di gelaran Pemilu AS.

Shaye Moss sebut bahwa ia menerima perlakuan tidak menyenangkan, bahkan ancaman pembunuhan.

Baca Juga: Nyeleneh, Trump Sebut Investigasi atas Kerusuhan Gedung Capitol Buang-Buang Waktu

“Ya. Banyak ancaman yang menginginkan kematianku,” ucap Moss saat berikan kesaksian.

“Memberitahu saya bahwa, Anda tahu, saya akan berada di penjara bersama ibu saya.” lanjutnya.

Shaye Moss menyebut kini hidupnya berubah drastis, dan dirinya tak lagi ingin dikenali dengan namanya saat ini.

“Saya tidak lagi memberikan kartu nama saya. Saya mentransfer panggilan. Saya, saya tidak ingin ada yang tahu nama saya,” ujar Moss.

“Ini mempengaruhi hidup saya secara besar-besaran. Semua karena kebohongan, karena saya melakukan pekerjaan saya. Hal yang sama yang telah saya lakukan selamanya,” ujarnya.

Kesaksian serupa juga pernah diutarkan ibunya, Ruby Freeman. Ia khawatir ke mana pun ia pergi orang mengenalinya.

Shaye Moss dan Ruby Freeman mengaku kehilangan reputasi atas ‘fitnah’ dan ancaman dari kelompok Trump.

“Saya selalu khawatir dengan siapa yang ada di sekitar saya. Saya kehilangan nama. Dan saya kehilangan reputasi,” ujar Ruby Freeman.

“Saya kehilangan rasa aman. Semua karena sekelompok orang, dimulai dengan nomor 45 dan sekutunya, Rudy Giuliani, memutuskan untuk mengkambinghitamkan saya dan putri saya Shaye,” lanjutnya.

Video Editor: Firmansyah

Penulis : Muhammad-Fajar-Fadhillah

Sumber : Kompas TV


TERBARU