> >

Gerakan Demonstrasi yang Mengubah Peradaban

Sinau | 24 April 2022, 12:32 WIB

KOMPAS.TV - Demonstrasi punya sejarah amat panjang. Dalam dialog bertajuk Earliest Evidence of Social Protest yang digagas Patrick Manning dari Northeastern University, disebutkan bahwa demonstrasi telah ada sejak era Romawi pada 73-71 SM.

Ketika itu Spartakus, seorang pemimpin budak terkemuka, mengajak segerombolan kecil orang untuk melawan Republik Romawi.

Sejarah mencatat, ada beberapa demonstrasi yang sangat berpengaruh dalam peradaban manusia.

Pada 31 Oktober 1517, seorang biarawan bernama Martin Luther, memaku daftar 95 dalil berisi kritik terhadap otoritas Gereja Katolik di pintu sebuah gereja di Wittenberg.Peristiwa tersebut dicatat sejarah sebagai awal mula gerakan Reformasi Gereja yang melahirkan Protestantisme.

Penyerbuan penjara Bastille pada 14 Juli 1789 menjadi penanda dimulainya Revolusi Perancis dan berakhirnya ancien régime. Ide dan spirit pembebasan Perancis mulai menyebar ke seluruh dunia.

Gandhi's Salt March akan selalu diingat sebagai metode protes yang ideal. Ketika India di bawah kekuasaan Inggris dilarang mengumpulkan atau menjual garam, Mahatma Gandhi mengajak pendukungnya untuk melakukan aksi unjuk rasa pada 1930.

Mereka berbaris dari ashram ke Laut Arab untuk mengumpulkan garam dari laut. Lebih dari 60 ribu orang ditangkap karena melanggar hukum garam.

Gandhi lalu mendirikan salt satyagraha (istilah yang bisa diartikan sebagai “pembangkangan sipil”) dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Gerakan tersebut kelak menjadi rujukan penting mengenai bentuk demonstrasi tanpa kekerasan.

Salah satunya seperti yang dilakukan Martin Luther King Jr pada 1963 di Washington melalui pidatonya termashyur terkait anti rasialisme di AS.

Judul pidato itu: "I have a dream".

 

Editor Video & Grafis: Dimas WPS

Penulis : Dimas-Wira-P

Sumber : diolah dari berbagai sumber


TERBARU