Menghidupkan Kembali Orang Mati dengan Ritual dan Teknologi, Memang Bisa?
Sinau | 5 April 2022, 17:49 WIBSegenap upaya mencegah kematian pernah beberapa kali dilakukan. Tujuannya jelas: agar kehidupan terus berjalan.
Pada 2019, seperti diwartakan BBC, seorang pendeta di Afrika Selatan bernama Alph Lukau mengklaim mampu menghidupkan orang mati.
Kelak klaim tersebut terbukti bohong dan berbagai federasi gereja di Afrika mengecam tindakan Lukau.
Sementara pria yang "dihidupkan" kembali oleh Lukau itu adalah seorang tukang kayu dari Zimbabwe bernama Brighton.
Dalam pertemuan New York Academy of Science tahun 2013 yang dihadiri beberapa ilmuwan, disebutkan bahwa kunci penyadaran kembali pada orang yang baru saja meninggal dapat dilakukan melalui proses hipotermia.
Baca Juga: Sukarno hingga Fidel Castro, Berikut Deretan Pemimpin Negara yang Pernah Alami Ancaman Pembunuhan
Pada 2015, sebuah perusahaan teknologi asal Austria, Humai, memperkirakan bahwa kecerdasan buatan mampu membangkitkan orang meninggal dengan cara mengaktifkan kembali ingatan si orang terkait.
Ken Hayworth, ilmuwan neurosains, pernah menyebut bahwa orang yang sudah meninggal dapat dihidupkan kembali dengan cara mengawetkan otaknya.
Robert Chester Wilson Ettinger, seorang ilmuwan AS, menemukan teknologi bernama Cyronic.
Cyronic adalah teknik pembekuan mayat agar sel-sel tidak rusak, sehingga tubuh diklaim bisa dibangkitkan kembali.
Hingga November 2016, tercatat sudah ada 143 pasien yang dibekukan di Cryonics Institute. Apakah mereka semua akan hidup kembali?
Penulis : Arief-Rahman
Sumber : BBC, Huffington Post, Cyronics.org, Popular Science