Upaya Terhindar dari Investasi Bodong, SWI: Cek 2 L, Legal dan Logis
Vod | 11 Maret 2022, 11:40 WIBKOMPAS.TV - Dua crazy rich telah menjadi tersangka dan ditahan polisi. Keduanya atas kasus tindak pidana pencucian uang, penipuan investasi berkedok trading online dengan instrumen binary option.
Apa itu binary option? Binary option merupakan instrumen trading online.
Baca Juga: PPATK Terima Laporan 375 Transaksi Investasi Ilegal, Nilainya Mencapai Rp8,276 Triliun
Yang cara kerjanya adalah dengan mengharuskan trader untuk memprediksi atau menebak harga suatu aset akan bergerak naik atau turun dalam jangka waktu tertentu.
Trader dapat memilih aset yang ditradingkan, umumnya berupa mata uang, indeks saham, kripto, hingga komoditas.
Trader juga harus mempertaruhkan sebagian modal untuk mendapatkan keuntungan.
Ketua kordinator korban binary option Maru Nazara berharap, negara bisa hadir menyelamatkan nasib korban yang telah merugi.
Maru yang juga sebagai korban mengaku telah menyelidiki aplikasi trading tersebut setelah menemui kejanggalan, dan Maru juga berharap negara bisa mengusut tuntas kasus investasi ilegal seperti ini.
Menanggapi nasib korban, Pengamat Hukum Pidana Pencucian Uang Yenti Garnasih menyebut, pengembalian hak korban tindak pidana pencucian uang dijamin oleh negara.
Korban juga dinilai berhak menerima aset sitaan hasil kejahatan tindak pidana pencucian uang.
Yakni dengan mendorong agar rancangan Undang-Undang perampasan aset tindak pidana kembali dilanjutkan untuk menjamin para korban.
Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Agus Andrianto mengimbau, para korban investasi bodong agar membentuk paguyuban untuk mempermudah pengajuan ganti rugi.
Nantinya, paguyuban korban investasi illegal juga bisa mengajukan pengembalian kerugian ke pengadilan supaya aset sitaan tak diserahkan ke negara.
Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing mengatakan, apabila mendapat penawaran investasi dengan iming-iming keuntungan yang tinggi, terlebih dahulu untuk cek 2L yaitu legal dan logis.
Penulis : Natasha-Ancely
Sumber : Kompas TV