Kilas Balik Pers Indonesia di Masa Pemerintahan Kolonial Belanda
Vod | 27 Februari 2022, 09:23 WIBKOMPAS.TV - Sejarah pers di Indonesia diawali dari berbagai media pers yang berasal dari media Belanda, media didirikan untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Mengutip buku A Short History of Journalism In The Dutch East Indies, Jan Erdman Jordens menerbitkan surat kabar Bataviasche Nouvelles pada 7 Agustus 1744.
Surat kabar ini sangat berarti bagi perkembangan media pers di bumiputera, dari sinilah awal munculnya media pers di Indonesia.
Hawa segar mulai menyelimuti dunia pers tanah air setelah dihembuskan melalui politik etis atau dikenal dengan politik balas budi Belanda oleh Van Deventer.
Yakni yang terangkum dalam trias Van Deventer yang terdiri dari irigasi, emigrasi dan edukasi.
Program Trias Van Deventer salah satunya edukasi merupakan peningkatan mutu sumber daya manusia yakni mengentaskan buta huruf.
Program ini merupakan cikal bakal lahirnya didirikan sekolah hosvia atau sekolah calon pegawai dan sekolah stovia. Stovia menghasilkan banyak jurnalis salah satunya Tirto Adhisoerjo.
Sementara itu , pengusaha penerbitan pers menerbitkan surat kabar bahasa melayu untuk menarik pelanggan dari kalangan penduduk bumiputera dan Tionghoa.
Pers sebagai sarana untuk mempromosikan pergadagangan antara Eropa dan Hindia Belanda.
Hampir 2 abad, akhirnya kantor berita antara menjadi tonggak berdirinya pers di Indonesia pada 13 Desember 1937 silam.
Lembaga pemberitaan ini didirikan sebagai perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia yang mencapai puncaknya dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Pergerakan perjuangan pers di Indonesia menghasilkan tokoh tokoh pers berpengaruh yang namanya terus disebut hingga kini.
Salah satunya adalah Jamaludin Adinegoro yang memulai karir wartawannya di majalah Cahaya Hindia pada masa pers kolonial, selain itu ada Adam Malik, serta Roehana Koeddoes.
Penulis : Natasha-Ancely
Sumber : Kompas TV