Pernah Alami Jet Lag Setelah Perjalanan Jauh? Ini Penyebabnya
Sinau | 21 Januari 2022, 20:30 WIBKOMPAS.TV - Berada dalam perjalanan jauh dengan waktu tempuh yang cukup panjang memang melelahkan. Terlebih jika melewati zona waktu yang berbeda, tak jarang tubuh akan mengalami jet lag.
Dilansir dari MayoClinic, jet lag merupakan gangguan tidur yang bersifat sementara. Kondisi ini terjadi karena jam biologis atau ritme sirkadian dalam tubuh sulit beradaptasi dengan zona waktu yang baru.
Perubahan mendadak atas jam internal tubuh akan memunculkan beberapa gejala. Semakin banyak zona waktu yang dilewati saat perjalanan, semakin tinggi pula kemungkinan untuk mengalami jet lag yang parah.
Melansir Medicinenet, gejala jet lag di antaranya tidur berlebihan pada siang hari, kelelahan, insomnia, sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga sulit berkonsentrasi.
Baca Juga: Jarang yang Tahu, Yuk Intip Kisaran Gaji Tukang Parkir Pesawat di Indonesia
Jet lag berbeda dengan rasa lelah setelah bepergian. Umumnya rasa lelah setelah perjalanan bisa pulih dengan beristirahat semalaman. Namun, waktu untuk pulih dari jet lag tergantung pada jumlah zona waktu yang dilewati saat bepergian.
Secara umum, tubuh akan menyesuaikan diri dengan zona waktu baru dengan kecepatan satu atau dua zona waktu per hari.
Misalnya, jika kita bepergian melewati 6 zona waktu berbeda, tubuh biasanya akan menyesuaikan diri dengan perubahan waktu ini dalam tiga hingga lima hari.
Kita tidak dapat menghindari jet lag, karena ini adalah kondisi yang tidak dapat diprediksi.
Namun, dampak jet lag bisa diminimalisir dengan memilih jadwal perjalanan yang tepat, istirahat cukup sebelum perjalanan, minum air putih yang cukup, serta melakukan aktivitas fisik ringan di luar ruangan setelah tiba di tujuan.
Baca Juga: Tips Perjalanan bagi Ibu Hamil yang Bekerja di Era New Normal
(*)
Video Editor & Grafis: Agus Eko
Penulis : Gempita-Surya
Sumber : diolah dari berbagai sumber