Lumbung Ikan di Grajagan Banyuwangi
Jelajah indonesia | 11 Maret 2020, 03:30 WIBBANYUWANGI, KOMPAS.TV -
Banyak lokasi wisata tersebar di Banyuwangi, mulai dari dataran tinggi hingga pesisir. Dari budaya hingga pesona alam yang menarik orang untuk melihat dan marasakan sajian alam dan budaya Banyuwangi. Keingintahuan segala hal tentang Banyuwangi, dimulai dari penelusuran Dayu pada cerita rakyat tentang asal muasal nama Banyuwangi.
Asal Usul Nama Banyuwangi
Nama Banyuwangi berawal dari cerita masyarakat yang terus berkembang dan diyakini hingga saat ini. Epos Patih Sidopekso dan istrerinya, Sri Tanjung adalah salah satu dari beberapa versi cerita tentang asal muasal nama Banyuwangi.Cerita tentang Sri Tanjung yang menjaga kesuciannya dengan mengajukan permintaan terakhir sebagai bukti kejujuran dan kesetiannya. Ia rela dibunuh dan jasadnya diceburkan ke dalam laut keruh itu, dan apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong.
Pesona Pantai Grajagan
Banyuwangi juga memiliki beberapa pantai dengan pemandangan menawan, salah satunya adalah Pantai Grajagan.
Berjarak sekitar 50 km dari pusat Kota Banyuwangi, Pantai Grajagan kerap menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebelum menyesap indahnya pantai Grajagan, ada satu hal yang mungkin belum diketahui secara luas. Pantai Grajagan dilabelkan sebagai lumbung ikan di Banyuwangi dan daerah sekitarnya. Potensi ikan dari laut, selalu ditunggu warga terutama para ibu untuk langsung membeli ikan dari kapal nelayan ketika pulang melaut. Kapal-kapal ikan memang tidak bisa merapat langsung ke tempat pelelangan ikan atau pasar ikan, karena faktor ombak yang tidak memungkinkan kapal nelayan untuk sandar.
Sistem jual beli ikan di sini menggunakan model mengepul ikan ke pengepul. Ini dikarenakan biaya melaut para nelayan ditanggung pengepul ikan, dan selanjutnya hasil penjualannya akan dibagi antara pengepul atau juragan dengan para nelayan.
Penulis : Herwanto
Sumber : Kompas TV