Teks Khotbah Jumat, 27 Desember 2024 tentang Muhasabah Diri Akhir Tahun
Beranda islami | 26 Desember 2024, 19:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam khotbah Jumat pada 27 Desember 2024, tema muhasabah diri di akhir tahun sangat relevan untuk diangkat.
Khotbah ini dapat menjadi pengingat bagi jemaah tentang pentingnya refleksi amal perbuatan, memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dan meningkatkan kualitas ibadah.
Refleksi di akhir tahun juga membantu kita lebih sadar akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan menjadikan kita hamba yang lebih bersyukur.
Berikut khotbah Jumat yang ditulis oleh oleh Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Baca Juga: Mengenang Tsunami Aceh 2004, Warga Zikir dan Ziarah ke Kuburan Massal Siron
Khotbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ
مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Pada hari Jumat yang mulia ini, di penghujung tahun 2024 ini, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jemaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Di penghujung tahun 2024 ini, penting bagi kita untuk terus bermuhasabah dalam rangka perbaikan diri kita agar menjadi hamba yang semakin bertakwa pada Allah swt. Muhasabah penting dilakukan, di tengah rutinitas keseharian kita. Manusia bukanlah mesin, yang melakukan gerak tanpa perasaan.
Muhasabah akan melahirkan kesadaran, yang menggerakkan kita ke arah kebaikan. Selain itu, seorang Muslim juga perlu senantiasa mengingat asal penciptaannya. Perenungan atas apa yang telah terjadi, penting dilakukan agar mampu mengambil ibrah atau pelajaran agar mampu memetik hikmah demi perbaikan di masa depan. Memperbaiki kekurangan, maupun kesalahan.
Allah swt berfirman dalam QS. Al-Hasyr ayat 18:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kita perlu selalu merenungkan, Dari mana kita berasal? Untuk apa kita diciptakan? Di jalan apa kita berjuang? Dari mana kita mempunyai daya untuk melakukan segala perbuatan? Kelak, ketika mati, ke mana kita kan dikembalikan? Jawaban dari perenungan di atas adalah adalah minalllah, lillah, fillah, billah, ilallah.
Baca Juga: Kantor Media Pemerintah Gaza: Israel Bunuh 201 Jurnalis sejak Oktober 2023
Perenungan seperti ini membuat kita selalu mawas diri, bahwa kita diatur oleh Allah, Dzat yang menciptakan kita. Manusia tidak bisa melakukan segala hal menuruti kesenangannya belaka.
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, NU Online