Jemaah An Nadzir Gowa Tetapkan Awal Puasa 1 Ramadan 2024 Jatuh pada 11 Maret
Khazanah | 8 Maret 2024, 17:11 WIBGOWA, KOMPAS.TV - Jemaah An Nadzir Gowa, Sulawesi Selatan, telah menetapkan bahwa awal puasa 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
Penetapan 1 Ramadan dari Jemaah An Nadzir ini menggunakan metodologi dari pengajaran Guru dan Imam KH Syamsuri Abdul Madjid.
"Sebagaimana yang sudah sering kami sampaikan bahwasanya Jemaah An Nadzir memiliki ilmu metodologi dan tata cara sendiri dalam memantau dan menetapkan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Zulhijah. Ilmu metodologi ini merupakan hasil pengajaran dari Guru dan Imam KH Syamsuri Abdul Madjid. Yang kemudian beliau menjamin kebenaran ilmu ini dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," kata pimpinan Jemaah An Nadzir, Samiruddin Pademmui, dalam rilis yang diterima Kompas TV, Jumat (8/3/2024).
Berdasarkan pantauan dalam beberapa bulan terakhir, Jemaah An Nadzir membeberkan lima hasil pemantauan mereka.
Pertama, pemantauan bulan dimulai dengan mengamati tiga bulan purnama 14, 15, dan 16 Sya’ban 1445 H / 2024 M, yang secara berurutan bertepatan dengan tanggal 23, 24, dan 25 Februari 2024 M, sesuai dengan kriterianya masing-masing.
Kedua, setelah menetapkan tiga purnama pada pertengahan bulan Sya’ban, seterusnya menghitung perjalanan bulan, maka didapatkan 27, 28, dan 29 Sya’ban 1445 H, bertepatan dengan tanggal 7, 8, dan 9 Maret 2024 M, sambil memperhatikan jam terbitnya bulan di ufuk Timur, baik saat fajar kazib, fajar siddiq dan pagi hari, maupun melihat bayangan bulan bersusun dengan menggunakan kain tipis hitam.
Baca Juga: Soal Perbedaan Awal Puasa Ramadan 2024 di Indonesia, Kemenag Imbau Masyarakat Hargai Perbedaan
Ketiga, Jemaah Annadzir juga menggunakan alat bantu teknologi aplikasi melalui ponsel yang sudah diteliti beberapa tahun terakhir, yang akurasi datanya sangat mendukung dan memudahkan kita untuk menentukan waktu atau jam terjadinya pergantian/new moon/kongjungsi dari bulan Syakban ke Ramadan 1445 H. Yang juga diikuti oleh fenomena alam, seperti adanya hujan, angin kencang, petir dan pasang puncak (kondak) air laut.
Keempat, perlu dipahami bahwa selama bulan masih lebih dulu terbit di ufuk Timur daripada matahari, itu artinya masih bulan tua. Namun sebaliknya, jika matahari sudah lebih dulu terbit di ufuk Timur daripada bulan, maka yakinlah bahwa itu sudah bulan baru atau hilal. Kemudian sebaliknya di ufuk Barat, manakala bulan lebih duluan tenggelam daripada matahari, itu artinya masih bulan tua. Namun jika di ufuk Barat matahari sudah duluan tenggelam daripada bulan, maka itu berarti sudah bulan baru atau hilal, bisa nampak di atas ufuk dan bisa juga tidak nampak karena di bawah ufuk dimana tempat kita berada.
Kelima, pada hari Ahad, 10 Maret 2024, akhir bulan Syakban 1445 H, terbit di ufuk Timur sekitar jam 05.49 WITA, sementara matahari terbit jam 06.07 WITA, meskipun sudah sulit dilihat secara kasat mata, sebagaimana sulitnya melihat hilal. Perjalanan akhir bulan Syakban sudah tidak sampai lagi ke Barat. Artinya, pada hari ahad tersebut sudah terjadi pergantian/new moon/konjungsi dari bulan Syakban ke Ramadan, yang terjadi sekitar jam 17.02 WITA (sore hari).
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV