Sekelompok Orang Tersesat di Gurun Pasir, lalu Diselamatkan Seekor Ular
Beranda islami | 11 Maret 2022, 14:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Alkisah, suatu hari seorang bernama Ubaib bin Al-Abrash melakukan perjalanan jauh. Ia pergi bersama teman-temannya untuk sebuah keperluan. Lantas, kelompok itu berjumpa dengan seekor ular besar, tepat di depan mereka.
Ular itu bergerak-gerak di padang pasir yang panas, ditambah lagi, matahari tengah terik-teriknya. Ular itu belingsatan.
“Segera bunuh ular itu, Ubaid,” ujar salah satu dari mereka.
Ubaid hanya bergeming. Ia tidak membunuh ular tersebut dan malah justru mendekatinya.
“Tidak perlu dibunuh, sepertinya ular itu membutuhkan air minum. Saya akan memberikan air minumku untuknya,” papar Ubaid.
Lantas, Ubaid pun turun dari untanya dan berjalan mendekati ular. Kawan-kawannya yang lain keheranan.
“Ubaid… jangan lakukan hal itu. Bunuh saja ular itu. Jika engkau tidak mau, kami yang akan melakukannya,” teriak temannya.
Ubaid berpaling ke temannya. ”Sudah, tenang saja kalian. Biar saya yang mengurusnya,” paparnya.
Ubaid pun mendekati ular tersebut dan memberikan air minumnya. Ular itu pun minum dengan lahap.
Sisa air minumnya pun disiramkan ke kepala ular tersebut. Ular itu lantas pergi dan menjauh dari Ubaid dan kawan-kawannya.
Baca Juga: Kisah Dua Perempuan Saling Klaim Bayi, Solusinya Bikin Geleng-geleng Kepala
Tersesat di Gurun Panas, Tidak Tahu Jalan Pulang
Ubaid dan teman-temannya pun melanjutkan perjalanan. Hari demi hari dilalui dan mereka ternyata tersesat di jalanan. Tidak tahu arah.
Ubaid dan teman-temannya putus asa. Sejauh mata memandang hanyalah padang pasir.
Tiba-tiba, dalam sebuah kegelapan ia mendengar desis sesuatu. Lantas, ada sebuah perkataan yang ia dengar dengan jelas.
"Wahai si pemilik unta yang tidak tahu harus ke mana. Saat tak ada yang bisa menunjukkan jalan kepadanya, ini adalah unta kami, ambillah dan tunggangilah. Biarkan ia berjalan di sisimu ketika malam berlalu. Ketika cahaya subuh mulai muncul dan matahari mulai bersinar, lepaskanlah kembali unta itu," ujar suara itu.
Lantas, Ubaid pun menoleh. Ada unta di sampingnya. Lantas ia menaikinya dan untanya berada di sisinya. Kawan-kawannya itu pun saling bertanya, dari mana datangnya unta itu?
Namun, semuanya hanya diam. Mereka percaya pada Ubaid. Lagipula, tidak ada yang bisa dilakukan saat ini kecuali percaya pada kawan mereka tersebut.
Kelompok ini pun berjalan beberapa waktu hingga subuh tiba, di suatu tempat yang mereka kenali.
Sontak, wajah sumringah terpancar dari kelompok itu. Ubaid lantas mengucapkan syukur dan melepas unta itu.
Lalu, Ubaid pun berucap,”Wahai pemilik unta, kau telah menyelamatkan kami dari bahaya di gurun di mana orang-orang kehilangan petunjuk pada malam harinya. Maukah kau menerangkan kepada kami, siapakah engkau yang menolong kami?”
Tiba-tiba, suara terdengar lagi dan kini lebih jelas hingga kawannya mendengar jelas suara itu.
"Saya adalah ular yang kaulihat kehausan dan kepanasan di tengah sahara. Lantas, kau rela menderma airmu. Kau tuangkan ke kepalaku. Kau juga tak kikir. Kebaikan akan tetap abadi meski telah lama berlalu dan keburukan adalah bekal terjelek yang dibawa seseorang," ujar suara tak berwujud itu lagi.
Lantas suara itu menghilang. Ubaid dan kelompok itu menengadahkan tangan ke langit.
Wallahu a’lam.
*Kisah ini dinukil dari kitab Uyun al hikayat min Qashash as-shalihin wa nawadzir az-zahidin karya Ibnul Jauzi.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV