Gus Baha Jelaskan soal Orang Berpikir Bisa Lebih Mulia daripada Ibadah 60 Tahun
Beranda islami | 17 November 2021, 15:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - KH Ahmad Bahaudin atau biasa disapa Gus Baha menjelaskan soal orang yang berpikir ternyata bisa jadi lebih mulia dibanding ibadah 60 tahun, bagaimana bisa terjadi?
60 tahun tentunya waktu umur rata-rata manusia. Gus Baha lantas menjelaskan terkait umur ini, dengan berkelakar, jika umur rata-rata 60 tahun, maka cukup berpikir sesaat dengan benar selama dua kali sudah ratusan tahun ibadah.
“Jadi, kalau kamu berpikir sesaat, dua kali, sudah seperti ibadah 120 tahun. Itu umurmu pasti ada kembaliannya. Umur kalian berapa sih rata-rata? Paling 60-an tahu, bisa kurang atau lebih,” kata Gus Baha di akun resmi Santri Gayeng, KOMPAS TV sudah dapat izin mengutip ceramah beliau.
Umur segitu, gurau Gus Baha, belum tentu juga kita sampai di umur segitu. Bisa jadi sebaliknya atau bahkan tidak.
Orang berpikir sesaat dan mendalam ini, kata Gus baha, terkait dengan banyak hal tentang kehidupan. Bisa jadi berpikir tentang hal biasa, bahkan bisa dari hal-hal kecil tentang kehebatan dari Allah.
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Kenapa Orang yang Suka Tidur Bisa Jadi Lebih Baik daripada yang Tahajud
Kata Gus Baha soal Ahli Ibadah, Orang Berpikir dan Egoisme
Pengasuh Pesantren Tahfidz LP3IA Rembang itu lantas menjelaskan, terkadang para ahli ibadah ini ada sisi egoisme. Yakni biar lekas mati dan masuk surga.
“Nah ini, ya tidak apa-apa. Orang ibadah itu, ya tetap saleh. Bagaimanapun masuk surg aitu bukti kesalehan. Tapi, tetap tidak bisa dibandingkan dengan orang yang berpikir dengan serius dan mendalam, misalnya, ia berpikir tentang mengabdi pada Islam, pada umat dan kehidupan,” kata Gus Baha.
Makanya, Gus Baha mengutip Ibnu Hajar Al-Asqolani ketika menjelaskan ini, orang alim (berpikir) sesaat itu lebih baik dari seorang abid (ahli ibadah) meskipun ibadahnya dilakukan selama 60 tahun lamanya.
“Misalnya, kalau melihat anak kecil berlarian di kampung, orang alim berpikir, cara mereka agar tahu soal bersuci (thaharah), akhirnya bikin pengajian, mushola atau madrasah,” kata Gus Baha.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV