Malaysia Akan Kembali Lockdown, Kasus Positif Covid-19 Melonjak
Update corona | 28 Juli 2020, 09:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Malaysia berencana menerapkan kembali kebijakan penguncian wilayah (lockdown) jika kasus baru virus corona (Covid-19) melonjak hingga 100 pasien per hari.
Dilansir dari The Strait Times, otoritas Malaysia kini telah mengizinkan kembali bisnis di negara tersebut. Namun, pemberlakuan protokol kesehatan selama fase tersebut tetap dilakukan, seperti pengecekan suhu dan pencatatan kunjungan. Sejak perekonomian kembali dijalankan, kasus positif Covid-19 di Malaysia justru semakin meningkat sepekan terakhir.
“Jika mencapai tiga digit, kami tidak punya pilihan lain selain memperkenalkan kembali MCO (move to enforce recovery). Kita lihat nanti,” kata Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Minggu (26/7/2020).
Baca Juga: Malaysia kembali Buka Pariwisata, Turis Asing Belum Diizinkan Masuk
Dalam empat hari terakhir, Malaysia mencatat hingga 23 kasus corona baru pada Sabtu (25/7/2020), 21 kasus pada Jumat (24/7/2020), 9 kasus pada Kamis (23/7/2020), dan 16 kasus pada Rabu (22/7/2020).
Penemuan kasus baru ini muncul setelah Kementerian Kesehatan sempat mengumumkan nol kasus corona baru pada 1 Juli lalu untuk pertama kalinya sejak Maret.
Ismail mengatakan salah satu faktor kasus Covid-19 baru melonjak adalah bahwa masyarakat sudah lupa terkait ancaman corona dan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.
"Ini karena publik sudah lupa apa yang perlu dilakukan ketika kita meringankan prosedur operasi standar, sehingga jumlah kasus meningkat lagi," kata Ismail.
Baca Juga: Malaysia Longgarkan Lockdown Mulai 4 Mei
Malaysia pertama kali menerapkan MCO pada 18 Maret. Mereka mengarantina sebagian besar wlayahnya selama lebih dari tiga bulan untuk menekan penyebaran virus corona. Selama MCO berlangsung, kebanyakan orang hanya diizinkan meninggalkan rumah jika hendak membeli bahan makanan atau obat-obatan.
Selama fase itu pula otoritas Malaysia hanya mengizinkan pekerjaan penting, seperti pekerja rumah sakit dan karyawan supermarket, untuk meninggalkan rumah mereka setiap hari.
Penulis : Dian-Septina
Sumber : Kompas TV