Banjir Bandang Luwu Utara Diduga Pembalakan Liar, Begini Kata Walhi
Peristiwa | 21 Juli 2020, 12:50 WIBLUWU UTARA, KOMPAS.TV - Polisi masih menyelidiki dugaan kasus pembalakan liar yang menyebabkan banjir bandang merusak ratusan rumah di 6 Kecamatan Luwu Utara.
Polisi menyebut hasil pemeriksaan sementara belum ditemukan adanya dugaan pembalakan liar hutan yang menyebabkan banjir bandang di Luwu Utara.
Namun polisi akan menindak tegas oknum yang memang terbukti melakukan pembalakan liar di Luwu Utara.
Banjir bandang di Luwu Utara telah merusak lebih dari 4.000 rumah dan menewaskan puluhan orang.
"Memang ada pembalakan liar, kami akan melaksanakan tindakan tegas. Tentu melalui tahapan-tahapan multi penyelidikan setelah itu kepada penyidikan. Tapi yang informasi sekarang itu adalah memang ada longsoran di atas di hulu," kata , Kapolres Luwu Utara, AKBP Agung Danargito.
Sebelumnya, organisasi lingkungan hidup, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), menilai banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara salah satunya disebabkan oleh alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dan tambang.
WALHI melihat banyak material kayu yang ditebang hingga ke akarnya terseret banjir.
WALHI mencatat ada 3 perusahaan sawit yang melakukan pebukaan lahan hingga puluhan ribu hektar di lokasi banjir saat ini.
"Khusus di wilayah yang saat ini mengalami banjir. 3 perusahaan tersebut diantaranya, ketiga-tiganya merupakan perkebunan sawit dan satu lagi ada pertambangan. Tapi yang masif yang skala luas itu untuk perkebunan sawit. Luas pembukaan lahan yang kami catat mencapai 22.000 hektar," ujar Muhammad Al Amin, Direkur Eksekutif Daerah Walhi Sulawesi Selatan.
Penulis : Reny-Mardika
Sumber : Kompas TV