32 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Luwu Utara
Peristiwa | 17 Juli 2020, 08:36 WIBLUWU UTARA, KOMPAS.TV - Memasuki hari ke-5, tercatat korban meninggal akibat banjir Bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, mencapai 32 orang.
Tim gabungan Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan, menemukan
32 korban meninggal.
"Pukul 18.00 sore hari ini jumlah korban meninggal berdasarkan laporan dari tim di lapangan kemudian berkoordinasi dengan beberapa teman-teman puskesmas, hari ini kita total jumlah korban menjadi 32 orang," kata Kasi Ops Basarnas Makassar, Rizal.
Banjir di Luwu Utara terjadi akibat meluapnya Sungai Rongkong, Sungai Meli di Radda, dan Sungai Masamba.
Pencarian korban banjir berakhir kemarin, Kamis (16/07/2020) sore, dan akan dilanjutkan pagi hari ini, Jumat (17/07/2020).
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), operasi pencarian korban banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terkendala tebalnya lumpur yang menutupi jalan dan rumah.
Sementara itu cuaca juga tidak mendukung pencarian.
Hujan terus turun yang menyebabkan lumpur.
Banjir terjadi Senin lalu yang dipicu hujan lebat dan menyebabkan sungai meluap.
Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono, memberikan waktu 3 hari kepada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk membersihkan jalur konektivitas.
Setidaknya ada 3 sungai yang harus dibersihkan yakni Sungai Sabbang, Sungai Radda, dan Sungai Masamba.
Ada 3 poin utama yang disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono dalam kunjungannya ke Luwu Utara, di antaranya membuka akses jalan utama, membuat tanggul, dan normalisasi sungai.
"Saya beri waktu sampai hari Minggu harus sudah bersih, di tiga tempat ini di sungai rongkong, sungai randak dan sungai masamba ini. Yang kedua kita bikin tanggul, karena ini sungai lumayan kering, yang nembus yang meluap ke kota ini Sungai Masamba kita bikin tanggul. Sambil membersihkan kota, karena kota ini pasir tadi bisa dipakai bahan untuk membuat tanggul," katanya.
Kementerian PUPR juga akan menyiapkan hunian tetap bagi warga yang tinggal di daerah bantaran.
Penulis : Reny-Mardika
Sumber : Kompas TV