Pengakuan Adik Ipar: Bantu Kakak Bunuh Pelanggan di Bengkel Hanya Diupah Rp200 Ribu
Berita daerah | 20 Mei 2020, 22:50 WIBMEDAN, KOMPAS TV - Apriandi Harahap, pelaku pembunuhan terhadap warga Jalan Pancasila Gang Datuk Al Rasyid Desa Batangkuis, Deli Serdang, Sumatera Utara, bernama Henri berhasil diringkus Polrestabes Medan.
Apriandi Harahap yang merupakan warga asal Gunungtua, Kabupaten Padanglawas Utara, Sumatera Utara itu merupakan satu dari dua pelaku yang membunuh Henri.
Saat konferensi pers, Apriandi dihadirkan oleh polisi. Tampak tangannya terborgol. Di hadapan media, dia berdalih tak ikut merencanakan perampokan dan pembunuhan terhadap korban.
Menurutnya, saat peristiwa pembunuhan berlangsung, dia memilih tetap berada di bengkel bersama mayat korban yang sudah disembunyikan.
Baca Juga: Pelanggan Dibunuh Pemilik Bengkel Saat Hendak Servis, Mobilnya Dicuri dan Dijual Rp59 Juta
Ketika ditanya mengapa tak ikut melarikan diri bersama pelaku lainnya yang sekaligus kakak iparnya bernama Arman, Apriandi hanya mengatakan tak ingin ikut saja.
“Aku enggak ikut, pak," kata Apriandi kepada wartawan di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (20/5/2020).
Meski tak ikut merencanakan pembunuhan, Apriandi turut membantu kakak iparnya Arman Pohan membunuh Henri. Berkat bantuannya sang kakak memberinya upah sebesar Rp200 ribu.
“Saya hanya diberi uang Rp200.000 oleh Arman,” ujar Apriandi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Ronny Sidabutar, mengatakan korban Henri dibunuh oleh dua pelaku Apriandi dan Arman Pohan.
Pembunuhan dilakukan saat korban hendak membetulkan mobilnya di bengkel milik Arman yang berada di Desa Sampali.
Baca Juga: Tega!! Tak Punya Duit, 3 Pria Ini Tega Bunuh Teman Sendiri Demi Kuasai Hartanya
Menurut Ronny, otak pembunuhan dalam kasus ini yaitu Arman. Adapun Apriandi terlibat karena ikut memukul korban dan mengambil seutas tali nilon lalu menjeratnya ke leher korban.
Motif pelaku membunuh korban, kata dia, tak lain karena ingin menguasai mobil korban yang bermerek Daihatsu Xenia.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV