> >

Kronologi Kapolsek Kena Tusuk di Bokong dan 7 Polisi Disandera, Berawal dari Medsos

Berita daerah | 12 Mei 2020, 15:25 WIB
Ilustrasi: police line. Kapolsek Pelepat AKP Suhendri mendapatkan luka tusukan dan tujuh polisi lainnya disekap saat razia aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Bungo, Jambi, pada Minggu (10/5/2020). (Sumber: KOMPAS.TV/Ahmad Ilyas)

KOMPAS.TV - Razia aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Bungo, Jambi, pada Minggu (10/5/2020) berujung penganiayaan dan penyanderaan.

Kapolsek Pelepat AKP Suhendri mendapatkan luka tusukan. Sedangkan tujuh anggota polisi lainnya sempat disekap.

Baca Juga: Razia Penambangan Emas Ilegal Jambi, Kapolsek Ditusuk dan 7 Polisi Disandera

Berawal Informasi Media Sosial

Kasus tersebut berawal dari informasi di media sosial (medsos). Hal itu diakui Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi.

Menurut dia, anggota polisi mengetahui informasi aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) dari media sosial.

Dari tulisan yang diunggah pada 7 Mei 2020 tersebut, diketahui adanya aktivitas PETI di Desa Batu Kerbau, Kecamatan Pelepat, Bungo, Jambi.

"Berawal posting-an itu, tim dari Unit Tipidter Polres Bungo mendapat informasi dan langsung melakukan penyelidikan bersama dengan Polsek Pelepat," kata Kuswahyudi, seperti dilansir Tribun Jambi.

Adapun jumlah personel yang mengecek lokasi PETI di Bungo itu sebanyak 13 orang.

Ratusan orang mengadang polisi. Peristiwa itu terjadi saat polisi melakukan upaya penertiban penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah hukum Polres Bungo, Jambi. (Sumber: Tribun Jambi/Istimewa)

Temukan Alat Berat

Mengacu informasi itu, tim lantas bergerak ke lokasi yang dimaksud, Minggu (10/5/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.

Mereka mendapati alat berat yang diduga digunakan dalam aktivitas penambangan ilegal.

"Tapi sudah tidak ada aktivitas di sana, hanya peralatannya saja yang kita temukan di lokasi," tutur Kuswahyudi.

Lalu, mereka pun hendak kembali ke Polsek Pelepat dan menempuh jarak sekitar dua jam.

Namun, tak disangka, di tengah jalan tepatnya saat berada di Desa Belukar Panjang, anggota polisi justru diadang sekelompok orang, Minggu (10/5/2020) malam.

Orang-orang yang diduga masyarakat desa itu berjumlah ratusan.

Baca Juga: Aktivitas Penambangan Minyak Ilegal di Tahura Jambi Terus Bertambah

Penganiayaan dan Penyanderaan

Usai pengadangan, keributan berujung penganiayaan terhadap polisi terjadi.

"Kendaraan tim dari polres dirusak oleh masyarakat. Sehingga melihat situasi mulai memanas, personel gabungan yang di dalam lokasi berusaha mengamankan diri ke arah camp PT Prima Mas Lestari (PML)" terang Kuswahyudi.

Sedangkan dalam kericuhan tersebut, Kapolsek Pelepat AKP Suhendri mengalami luka tusuk di bokong.

Tak hanya itu, mereka juga menyandera tujuh personel gabungan dari Polsek dan Polres tersebut.

Aksi anarkis warga tersebut diduga lantaran ada pihak yang memprovokasi.

Kondisi Terkini

Kuswahyudi menuturkan, kondisi terkini tim gabungan dari Polres Bungo, dibantu Kodim Muara Bungo serta personel Ditreskrimsus Polda Jambi dan Brimob Den B Pamenang dipimpin Kapolres Bungo beserta Dandim, menuju Desa Belukar Panjang untuk membebaskan personel yang sempat disandera.

Usaha pembebasan sandera itu berhasil tanpa ada perlawanan dan korban.

Perwira tiga melati itu juga mengaku telah memanggil sejumlah orang untuk diperiksa terkait penusukan dan penyekapan anggota polisi.

Tujuh polisi yang disandera telah dibebaskan. Sedangkan Kapolsek yang mengalami penusukan telah dibawa untuk mendapatkan penanganan medis.

Baca Juga: Keributan Pembagian Bansos Berujung Penganiayaan, Polisi Tetapkan 2 Tersangka

"Untuk kasus ini, pihak kepolisian bersama TNI akan tetap melakukan penyelidikan awal. Situasi di sana saat ini sudah aman dan terkendali di bawah penjagaan kepolisian dan TNI agar situasi tetap kondusif," kata dia.

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU