Sebelum Bentrok TNI-Polri di Tapanuli, Komandan Kompi Nyaris Dihakimi Massa
Berita daerah | 28 Februari 2020, 16:54 WIBTAPANULI UTARA, KOMPAS TV - Komandan Kompi A Batalyon Infanteri 123 Rajawali, Kapten Infanteri Ridwan, nyaris jadi bulan-bulanan massa di Jalan Lintas Sumatera, Tarutung-Sipirok, Silangkitang, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis (27/2/2020).
Peristiwa tersebut terjadi tak lama setelah Kapten Ridwan terlibat keributan dengan Kapolsek Phae Jae, AKP Ramot S Nababan.
“Keributan antara keduanya terjadi pada pukul 13.30 WIB,” demikian berdasarkan keterangan anggota Babinsa Koramil 25/Pahae Jae, Serka Ahmad Gojali Lubis, melalui keterangan resmi yang diterima pada Jumat (28/2/2020).
Serka Gojai mengatakan, kejadian bermula ketika Kapolsek Ramot S Nababan tengah mengatur lalu lintas di Jalan Tarutung-Sipirok, yang ketika itu sedang macet karena tergulingnya truk jenis fuso.
Baca Juga: Kronologi Bentrok TNI-Polri di Tapanuli, Berawal dari Kemacetan Akibat Kecelakaan
Karena kecelakaan tunggal tersebut, pihak kepolisian memutuskan memberlakukan jalur satu arah untuk mengurai kemacetan.
Di saat bersamaan, datang mobil yang dikendarai Kapten Ridwan dengan mengambil jalur berlawanan. Kapolsek Ramot kemudian memberhentikan mobil Avanza yang ditumpangi Kapten Ridwan. Dia menanyakan hendak kemana tujuan Kapten Ridwan.
“Bapak mau kemana?” tanya AKP Ramot.
Setelah itu, keduanya terlibat adu mulut. Kapten Ridwan merasa Kapolsek Ramot tak sopan ketika bertanya kepadanya.
Kapten Ridwan pun sempat turun dari mobil dan mengaku sebagai komandan kompi. Sempat terjadi pemukulan oleh Kapten Ridwan terhadap AKP Ramot.
Ramot kemudian menjelaskan kepada Kapten Ridwan bahwa pihaknya sudah susah payah mengatur lalu lintas yang ketika itu tengah macet parah.
Baca Juga: Bentrok TNI-Polri, 6 Anggota Terluka dan Markas Polsek Dirusak
Alih-alih mereda, justru Kapten Ridwan malah kembali hendak memukul Ramot. Beruntung, di lokasi ada anggota Babinsa Koramil 25/Pahae Jae, Serka Ahmad Gojali Lubis.
Serka Gojali berhasil menarik Kapten Ridwan lantaran posisinya saat itu sudah dikejar massa yang kesal lantaran sudah lelah terkena macet.
“Yang bersangkutan (Kapten Ridwan) diamankan ke jarak sekitar 200 meter dari lokasi dan menghambat massa agar tidak terjadi pengeroyokan,” kata Serka Gojali.
Serka Gojali ditemani rekannya, Serda Ahmad Husein selanjutnya memediasi Kapten Ridwan dan AKP Ramot untuk duduk bersama. Setelah berdamai, Kapten Ridwan meninggalkan lokasi.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV