Bukan Virus Corona, Pasien di RSUP dr Kariadi Meninggal karena Infeksi Saluran Pernafasan
Berita daerah | 25 Februari 2020, 22:06 WIBSEMARANG, KOMPAS TV - Seorang pasien di RSUP dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, yang sebelumnya disebut suspect virus corona dilaporkan telah meninggal pada Minggu (23/2/2020).
“Penyebab pasien tersebut meninggal bukan karena virus corona, tetapi karena penyakit lain yakni infeksi saluran nafas bagian bawah,” kata Humas RSUP dr Kariadi, Rochyatun, saat dikonfirmasi Kompas.tv dari Jakarta pada Selasa (25/2/2020).
Rochyatun mengatakan, penyebab kematiannya terungkap berdasarkan keterangan dokter yang menangani. Itu setelah melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien tersebut.
Baca Juga: Menkes Terawan Ungkap Alasan Kepulauan Seribu Jadi Tempat Observasi WNI dari Virus Corona
Saat ditanya soal identitas pasien, Rochyatun enggan membeberkannya. Ia hanya mengatakan bahwa pasien itu saat kali pertama masuk atau dirawat kondisi sudah cukup parah.
“Pada saat masuk, infeksi saluran napas bagian bawah yang idderita pasien sudah cukup berat, sampai-sampai perlu alat bantu pernapasan,” ujar Rochyatun.
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi, Agoes Oerip Purwoko, mengatakan semula pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab kematian pasien.
Namun setelah diperiksa lebih lanjut, Litbangkes RSUP dr Kariadi menyatakan pasien tersebut meninggal bukan karena terpapar virus corona atau Covid-19. Hasil pemeriksaan ini didapat sehari setelah pasien dimakamkan.
Agoes menuturkan, pihaknya mengakui bahwa pasien saat kali pertama datang ke RSUP dr Kariadi pada 19 Februari 2020 mengeluh karena sesak napas.
Baca Juga: Puluhan WNI di Kapal Pesiar Jepang Akan Diobservasi Terkait Corona di Indonesia
Kepada dokter yang menangani, pasien laki-laki berusia 37 tahun itu mengaku baru saja datang ke Indonesia setelah bepergian dari Spanyol. Namun sempat transit di Dubai.
“Pasien masuk Indonesia 12 Februari. Lalu pada 17 Februari dirawat di rumah sakit daerah, kemudian dirujuk ke sini (RSUP dr. Kariadi) dua hari kemudian,” kata Agoes.
Selama menjalani perawatan, pasien sempat masuk ruang isolasi IGD. Kemudian dirawat di ruang isolasi ICU karena membutuhkan alat bantu napas.
Petugas yang menangani pasien secara langsung pun tidak diperbolehkan keluar-masuk dari ruang isolasi untuk mencegah timbulnya infeksi pada lingkungan sekitar.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV