Sempat Diperingatkan Warga Tak Susur Sungai, Pembina Bilang "Kalau Mati di Tangan Tuhan"
Berita daerah | 24 Februari 2020, 23:46 WIBSLEMAN, KOMPAS.TV - Seorang korban selamat dalam tragedi susur sungai SMPN 1 Turi Sleman, Jumat (21/2/2020) lalu, Tita Farza Pradita, bercerita tentang peringatan warga setempat terkait kegiatan mereka.
Tita mengaku mendengar warga memperingatkan pembina Pramuka sebelum susur Sungai Sempor berlangsung. "Sama warga sudah diingetin. Saya mendengar ada warga yang memperingatkan," kata Tita.
Namun, lanjut Tita, peringatan tersebut disambut kata-kata tak enak dari pembinanya.
"Katanya, 'Enggak apa-apa, kalau mati di tangan Tuhan', kata kakak pembinanya," ujar Tita yang mengaku mendengar langsung jawaban pembinanya tersebut.
Tita tak menyangka akan mengalami kejadian mengerikan saat menyusuri Sungai Sempor bersama rekan-rekan sekolahnya dan adik-adik kelasnya.
Dalam kejadian tersebut, sebanyak 10 siswa ditemukan dalam keadaan tewas. Sementara itu, puluhan siswa lainnya mengalami luka-luka.
Polisi telah menetapkan satu orang pembina sekaligus guru SMPN 1 Turi berinisial IYA sebagai tersangka. Ia disebut menjadi penginisiasi kegiatan tersebut. Namun, saat susur sungai berlangsung, IYA diketahui meninggalkan lokasi.
#Sleman #SusurSungai #SungaiSempor
Penulis : Desy-Hartini
Sumber : Kompas TV