Resah Dengan Kondisi Pendidikan, Remaja 14 Tahun Jadi "Guru Cilik" Untuk 35 Rekannya
Berita daerah | 24 Februari 2020, 19:05 WIBNIAS, KOMPAS.TV - Albert Zega, seorang pelajar kelas 9 SMP Negeri 2 Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, bercita-cita menjadi seorang guru.
Tidak mau menyia-nyiakan waktu, Albert mulai menjalankan perannya sebagai seorang guru sejak dini.
Setiap hari, Albert menjadi guru bagi 35 teman-teman kecilnya.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, Albert membagi para muridnya ke dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama diisi oleh anak-anak yang belum bisa membaca, kelompok kedua diisi oleh anak-anak yang duduk di kelas I-III Sekolah Dasar.
Sementara kelompok tiga terdiri dari anak-anak kelas I-VI Sekolah Dasar.
Kelompok belajar yang digagas Albert sudah berjalan selama enam bulan.
Remaja 14 tahun ini prihatin dengan kemampuan belajar anak-anak di sekitar rumahnya di Desa Hili-Salo'o.
Atas izin ibunya, Albert membuka kelompok belajar di rumahnya.
Tidak lupa, ia juga meminta izin orangtua peserta kelompok belajarnya oleh para murid, Albert disebut "guru cilik".
Kelompok belajar Albert tadinya dilakukan di teras rumahnya.
Potongan triplek digunakan sebagai papan tulis dan anak-anak duduk di lantai tanpa meja.
Albert tidak memiliki buku panduan mengajar, dengan segenap ketulisan hati, Albert mengandalkan ilmu yang selama ini ia terima di bangku sekolah.
Kagum sekaligus prihatin dengan kondisi kelompok belajar Albert, seorang warga menawarkan tempat dan fasilitas yang lebih memadai.
Sebelum mengajar, Albert terlebih dulu membantu ibunya menyadap karet.
Uang hasil sadapan merupakan sandaran hidup keluarga Albert.
Semua ilmu dan tenaga yang diberikan "guru kecil" ini kepada anak-anak Desa Hilisalo'o ini, gratis.
Teman-temannya yang menjadi lebih pintar, menjadi ganjaran yang tak ternilai bagi Albert.
Warga berharap, Albert Zega mendapat perhatian dari pemerintah Nias Utara, agar cita-cita luhurnya menjadi seorang guru dapat tercapai.
Penulis : Reny-Mardika
Sumber : Kompas TV