Jajanan Arbanat dan Nostalgia Masa Kecil
Jawa tengah dan diy | 2 Desember 2024, 18:32 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Pak Sumari yang berusia 82 tahun, namun fisiknya masih kuat untuk berjalan kaki berkeliling di sekitar Kota Semarang, untuk menjajakan arbanat atau yang dikenal dengan arum manis atau pun rambut nenek adalah jajanan tradisional yang mulai jarang ditemui.
Tidak mudah memang sekarang untuk menemukan penjual arbanat keliling seperti Pak Sumari, apalagi dengan maraknya aneka jajanan kekinian. Namun, Pak Sumari sendiri sengaja bertahan untuk berjualan arbanat dengan cara tradisional, agar jajanan ini tidak punah.
Terbukti dengan konsistensinya untuk berjualan selama 61 tahun, yakni dari tahun 1963. Resep arbanat sendiri didapatkan Pak Sumari dari resep turun-temurun keluarganya.
Tempat berjualan Pak Sumari memang tak menentu, terkadang di dekat sekolah SD hingga SMA, tempat perkuliahan, tempat wisata, bahkan masuk ke perkampungan. Pak Sumari biasanya mulai berjualan ketika pagi hari, dan pulang ke rumah ketika sore hari.
“Ini sudah tradisi dari keluarga saya, jualan arbanat walau tidak laku tidak apa-apa karena tahan lama sampai berbulan-bulan. Saya sudah berkeliling Kota Semarang sampai Gunung Pati, Ungaran, Barowo, Solo dengan jalan kaki,” ujar Pak Sumari.
Manis Itulah kata yang pertama dapat diungkapkan setelah memakan arbanat. Seiring perkembangan zaman, jajanan ini kini mulai sulit ditemui karena kalah dengan jajanan modern.
Tak hanya anak-anak yang menyukai jajanan ini, remaja hingga dewasa pun masih menyukai jajanan arbanat. Saat menikmati arbanat tentunya akan membuat sebagian orang bernostalgia di masa kecil.
Jajanan ini dijual dengan harga Rp5.000, namun biasanya arbanat juga dijual dengan harga Rp2.000.
#jajantradisional #arbanat #semarang
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV