Polisi Ungkap Motif Pembacokan Saksi Paslon di Madura: Termakan Isu Hoaks Pemukulan Kiai
Jawa timur | 22 November 2024, 12:12 WIBDalam percekcokan itu, kata dia, sempat terlontar perkataan dari Saksi Muadi dengan kalimat berbahasa Madura; Mon Acarok Gih degik yeh, yang artinya, kalau mau carok nanti saja.
Rombongan Slamet Junaidi pun memilih mencari akses jalan lain untjuk menuju padepokan Kiai Mualif, meskipun memutar.
Sesaat setelah rombongan Slamet Junaidi meninggalkan lokasi tersebut, terjadi percekcokan lanjutan antara Saksi Asrofi dari kubu Kiai Mualif dengan Kiai Hamduddin.
Pihak Kiai Hamduddin merasa tersinggung karena Asrofi tetap mengumpulkan para santri untuk melaksanakan zikir bersama, tanpa izin figur kiai yang lebih sepuh, Kiai Hamdudin.
Kiai Hamduddin pun sempat mengatai Asrofi kurang ajar, karena mendatangkan orang.
Asrofi menjawab dan mengatakan bahwa rombongan hanya mampir. Pihaknya merasa tidak enak untuk menolak kunjungan itu.
Baca Juga: Gibran Tak Ingin Insiden Sampang Terulang di Tempat Lain: Selesaikan Potensi Konflik Sekecil Apa pun
Kiai Hamduddin kemudian menyebut akan menampar Asrofi, yang dijawab oleh Asrofi, "Coba kalau berani nempeleng."
"Dari keterangannya kami dapat karena kan di awal itu sudah ada bahasa yang tadi saya sampaikan itu bahwa; kalau mau carok nanti saja dulu. Dan itu dianggap sebagai tantangan. Nah itu yang dianggap sebagai pemicu juga," kata Farman.
Perekcokan antara keduanya kemudian dilerai oleh salah satu pengasuh padepokan yang lain, yakni Kiai Muhtar.
Kiai Muhtar bersama Jimmy Sugito Putra berusaha menarik Saksi Asrofi agar tidak terjadi perkelahian atau kontak fisik.
Jimmy Sugito bahkan berusaha melindungi Asrofi dari kejaran massa yang marah akibat percekcokan dan adu mulut dengan Kiai Hamduddin.
Dari situ kemudian muncul isu bahwa telah terjadi pemukulan terhadap Kiai Hamduddin, sehingga membuat massa sekonyong-konyong marah dan mulai menyerang Jimmy Sugito.
Jimmi pun menjadi korban pengeroyokan dan pembacokan. Akibatnya, ia mengalami luka parah hingga dibawa ke RSUD Ketapang. Namun, nyawanya tidak tertolong.
"Kejadian pemukulan itu sendiri tidak ada, hanya saja kelompok ini itu terpisah, sehingga tidak mengetahui secara pasti isu tersebut," kata Farman
"Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok Jimmy korban," katanya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : tribunnews.com