Pramono Pengepul Susu di Boyolali Berencana Tutup Usaha Gara-Gara Tagihan Pajak
Jawa tengah dan diy | 11 November 2024, 13:06 WIBBOYOLALI, KOMPAS.TV - 1.300 peternak sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah, harap-harap cemas dengan rencana tutupnya pengepul susu bernama UD Pramono.
Permasalahan pajak yang dihadapi usaha rakyat ini membuat rekening pemiliknya, yaitu Pramono, dibekukan oleh bank atas permintaan kantor pajak.
Uang Rp 670 juta di tabungan dibekukan, karena usaha dagang Pramono menunggak pajak dengan nilai yang hampir sama. Bahkan, semula, Pramono dianggap berutang pajak sampai dengan Rp 2 miliar.
Kronologi masalah yang dihadapi Pramono adalah rekening di bank diblokir oleh Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Surakarta pada 4 Oktober 2024.
UD Pramono dianggap punya utang sejak tahun 2018. Namun, menurut Pramono, permasalahan itu telah diselesaikan pada tahun yang sama, dengan setoran uang senilai Rp 200 juta.
Upaya mediasi sudah dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, begitu mendengar UD Pramono akan tutup karena tidak sanggup membayar pajak.
Tetapi sampai saat ini, belum ada jalan tengah atau solusi bagi kedua pihak yang bersengketa. Yang pasti, rencana penutupan UD Pramono sebagai pengepul susu membuat peternak sapi perah benar-benar khawatir.
UD Pramono dianggap sebagai penolong bagi mereka, karena memberikan harga yang lebih tinggi, yaitu Rp 7.600 per liter, saat rata-rata harga susu di pengepul hanya Rp 7.000 per liter.
Merespons permasalahan yang dihadapi pengepul susu Pramono, Direktorat Jenderal Pajak menyatakan pembekuan rekening peternak yang viral karena dikejar tagihan pajak ratusan juta rupiah sudah sesuai ketentuan.
DJP juga bilang selalu berpegangan pada prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak bersikap diskriminatif.
Terakhir, Pramono sudah menjual 6 ekor sapi demi bisa membayar setoran susu dari peternak setiap hari.
Baca Juga: Tak Terserap Pabrik, 50 Ribu Liter Susu Sapi Tak Layak Konsumsi Terpaksa Dibuang
#sususapi #pajak #peternak
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV