Budidaya Buah Naga Kuning 'Golden Isis' Dengan Memanfaatkan Tenaga Listrik
Jawa barat | 29 Oktober 2024, 13:07 WIBKUNINGAN, KOMPAS.TV - Selama ini, buah naga yang banyak beredar di pasar berwarna merah. Namun, di Kuningan, Jawa Barat terdapat kelompok petani yang membudidayakan buah naga berwarna kuning.
Untuk memaksimalkan pertumbuhan buah naga varietas Golden Isis, dibutuhkan sinar lampu di malam hari, sehingga pemanfaatan sumber listrik menjadi sangat penting.
Pepen Supendi, bersama sejumlah petani lain di Agrowisata Sangkanika, Desa Sangkanhurip, Kuningan memeriksa ribuan tanaman buah naga di atas lahan lebih dari 2 hektar, sepanjang malam hingga menjelang matahari terbit.
Para petani juga harus menyinari tanaman dengan lampu LED UV yang tersebar di seluruh area budidaya.
Paparan sinar lampu ini dapat mempercepat proses panen, menghasilkan hingga 6 kali panen dalam satu tahun, dibandingkan dengan 2 kali panen tanpa lampu.
Namun, tingginya serapan tenaga listrik untuk budidaya ini sering membuat Pepen dikomplain warga karena listrik turun daya.
Untuk mengatasi hal ini, Pepen bersama pemilik lahan memperluas area baru dan memasang tiang listrik serta gardu baru dengan tenaga tinggi, dari yang sebelumnya 1.300 watt meningkat menjadi 20.000 watt.
Ekosistem buah naga kuning ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas, terutama pelajar.
Buah naga kuning varietas Golden Isis memiliki kandungan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh dan dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan. Tak heran jika harganya terbilang mahal, mencapai Rp150.000 per kilogram.
Meski demikian, penjualan buah naga kuning ini mendapat respons positif dari pasar, 2 kuintal hasil panen terakhir sudah terjual habis untuk wilayah sekitar Cirebon, Bandung, hingga Jabodetabek.
Kerja sama dengan perusahaan penyedia listrik, seperti PLN, menjadi salah satu kunci keberhasilan budidaya buah naga kuning.
Dengan menggunakan 80-90% sinar lampu, buah naga kuning kini dapat dipanen enam kali dalam setahun, dengan produktivitas meningkat drastis menjadi 2 kuintal per dua bulan, atau 1,2 ton dalam satu tahun.
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV