> >

Gunung Semeru Kembali Erupsi Pagi Ini, Kolom Abu Capai 700 Meter, Warga Diimbau Waspada

Jawa timur | 15 Oktober 2024, 08:41 WIB
Gunung Semeru erupsi pada Kamis (25/7/2024) pagi pukul 7.19 WIB. (Sumber: (ANTARA/HO-PVMBG))

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi pada Selasa (15/10/2024) pagi ini.

Berdasarkan laporan PPGA Semeru, erupsi terjadi pada pukul 05.51 WIB. Kolom letusan abu teramati secara visual membubung setinggi 700 meter di atas puncak kawah Jonggring Saloko.

Petugas PPGA Semeru Yadi Yuliandi menyebutkan bahwa kolom abu terlihat berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, mengarah ke barat daya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi ini melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 148 detik.

Selama 24 jam pengamatan sebelumnya, pada Senin 14 Oktober 2024 pukul 00.00-24.00 WIB, PPGA Semeru juga mencatat terjadinya 67 gempa letusan dan 5 kali gempa guguran.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi membenarkan terjadinya erupsi tersebut.

Baca Juga: BMKG: Hujan Merata di Indonesia pada 15 Oktober 2024, Ini Wilayah yang Terdampak

Ia menegaskan bahwa erupsi yang terjadi masih dalam kategori normal dan belum berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat sekitar.

"Erupsi pagi tadi terlihat, tapi masih normal dan tidak ada dampak, masyarakat juga masih beraktivitas seperti biasa," ujar Patria dikutip dari Kompas.com.

Meskipun demikian, Patria mengingatkan bahwa status aktivitas Gunung Semeru saat ini berada di level II atau waspada. Mengingat kondisi tersebut, ia mengimbau warga untuk tetap mematuhi sejumlah batasan aktivitas di sekitar gunung api:

  1. Tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak.
  2. Dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena area tersebut berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Penulis : Danang Suryo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU