Meski Kekurangan Siswa, Pembelajaran Tetap Berjalan Maksimal
Jawa tengah dan diy | 26 Juli 2024, 13:46 WIBKOMPAS.TV - Di tahun ajaran baru, sejumlah sekolah dasar negeri di Jawa Tengah dihadapkan dengan kondisi kekuranga siswa. Ada sekolah yang hanya memiliki 14 siswa, enam siswa, bahkan satu siswa baru. Meski begitu, proses belajar mengajar tetap diupayakan berjalan dengan maksimal.
Suasana belajar-mengajar di kelas satu Sekolah Dasar Negeri 2 Bulungcangkring, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, layaknya belajar privat. Bagaimana tidak, dalam satu kelas hanya ada dua siswa. Satu siswa merupakan siswa baru tahun ajaran 2024-2025, sementara siswa lain mengulang, karena masih kurang umur.
Sejak beberapa tahun terakhir, sekolah ini bergulat dengan persoalan kekurangan siswa. Beberapa hal diperkirakan menjadi pemicu masalah ini, seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai gedung yang terpisah, serta wacana re-grouping sekolah, yang membuat orangtua calon siswa enggan mendaftarkan anaknya ke SDN 2 Bulungcangkring. Sekolah memiliki tenaga pengajar yang muda dan menguasai. Namun, faktor ini ternyata tidak berpengaruh pada perolehan siswa baru. Saat ini total ada 23 siswa yang belajar di SD Negeri 2 Bulungcangkring. Sekolah sudah melapor ke Dinas Pendidikan Kudus, agar ada jalan keluar atas masalah kekurangan siswa.
“Saya sudah menyarankan, kadang-kadang ke orang tua murid daftar di SD (Negeri) 2 (Bulucangkring). Alasannya yo seperti itu. Tapi yo saya sudah begitu, saya sudah membilangi sama wali murid bahwa di sana (SDN 2 Bulucangkring) juga gurunya juga muda-muda. Gurunya ya masih muda-muda dan banyak yang menguasai IT sekarang lah. Muridnya ada yang OSN kemarin yang matematika ada juga juara,” jelas Sutipah, PLT Kepala SDN 2 Bulucangkring.
Sementara itu, kekurangan siswa di tahun ajaran baru, juga terjadi di SD Negeri Petompon 3 di Kota Semarang, Jawa Tengah. Dari kuota 28 siswa, sekolah hanya mendapatkan 14 siswa yang berasal dari jalur PPDB online dan mutasi kerja wali murid atau pindahan.
Kekurangan siswa di SD Petompon 3 sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Sejumlah faktor dinilai menjadi penyebab sepinya peminat. Di antaranya, di lingkungan sekitar hanya sedikit keluarga muda. Lokasi SD Petompon 3 juga berdekatan dengan SD Petompon 1 dan 2. Sekolah pun sudah berupaya menarik minat orangtua, dengan mendatangi taman kanak-kanak di sekitarnya.
“Untuk (SD) Petompon 3 (pendaftaran) secara online hanya mendapat lima (siswa). Memang kenyataan di lapangan karena satu kelurahan ada tiga SD negeri itu (SD) Petompon 3 setiap tahun ya kekurangan seperti ini. Tapi lewat jalur offline nanti kita biasanya ada tambahan,” kata Iswandi, PLT Kepala SD Negeri Petompon 3.
Kondisi yang sama juga terlihat di SD Negeri Pakis di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang hanya memiliki enam siswa baru. Meski minim siswa, proses belajar tetap diupayakan berjalan maksimal. Persoalan kekurangan siswa sudah dirasakan sekolah ini, sejak lima tahun terakhir. Lima tahun lalu, siswa baru hanya 11 orang dan terus berkurang. Para siswa yang bersekolah di SD Pakis adalah mereka yang tinggal di lingkungan sekitar sekolah, yang memang jumlahnya tidak banyak. Selain itu, di desa ini juga ada madrasah ibtidaiyah.
“Masyarakat yang ada di situ, itu memang sedikit, hanya ada di (Desa) Pakis saja. Kemudian untuk desa-desa yang lain, itu memang agak jauh jaraknya. Ada tiga dusun yang itu harus melalui jalan raya, sehingga orangtua lebih nyaman mensekolahkan itu (anak) di SD-SD yang berada di pinggiran jalan raya,” jelas Muh Ikhsan, Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Bringin.
Untuk PPDB tahun depan sekolah berencana menarik minat peserta didik baru dengan menambah kegiatan ekstrakurikuler bernuansa agama dan antar-jemput sekolah.
#tahunajaranbaru #sd #semarang
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV