> >

Warga Gili Trawangan Serempak Gunakan Air Tanah Imbas Krisis Air Bersih, Ahli: Awas Tercemar Bakteri

Bali nusa tenggara | 28 Juni 2024, 13:10 WIB
Seorang kusir dongol atau delman pengangkut barang tengah mengisi jerigen-jerigen dengan air sumur atau air tanah di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (26/6/2024). Sejak Sabtu (22/6/2024) lalu, Gili Trawangan mengalami krisis air bersih. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Penggunaan air tanah secara eksesif sebagai imbas krisis air bersih di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dinilai berisiko terhadap kesehatan para penghuninya.

Sebab, pulau kecil yang menjadi destinasi wisata internasional itu tak memiliki sistem pengolahan air limbah atau comberan terpadu. Para pengguna air tanah di Gili Trawangan terancam terpapar bakteri Escherichia coli.

Hal ini diungkapkan oleh Arifin Aria Bakti, Dosen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Arifin mengatakan, ketiadaan sistem pengolahan air limbah dan kotoran secara terpusat di Gili Trawangan membuat tingkat kemungkinan pencemaran air tanah tinggi.

Terlebih, tanah di pulau yang hanya berukuran sekitar 340 hektare ini sebagian besar adalah pasir yang memiliki permeabilitas atau kemampuan penyerapan tinggi.

“Dengan permeabilitas tanah yang tinggi, pasiran, debu, clay-nya sangat sedikit. Kemungkinan intrusi lateral, abrasi, tinggi,” ujar Arifin melalui sambungan telepon pada Kompas.tv, Jumat (28/6/2024).  

Baca Juga: Hampir Sepekan Krisis Air Bersih di Gili Trawangan, Warga Berjibaku Cari Sumber Alternatif

Sewage system atau sistem pembuangan yang tidak terkendali di Gili Trawangan, disebut Arifin, menjadi salah satu pemicu ancaman paparan Escherichia coli, bakteri yang bisa menyebabkan diare dan infeksi sistem pencernaan pada manusia.

“Kalau air tanah sampai tercemar karena sewage system ini, ke depan, (bakteri) e coli-nya sangat tinggi, pasti ada yang kena, berbahaya ini," ujarnya.

"Bayangkan, comberan untuk satu juta orang di pulau kecil, tidak ada sistem septic tank di sana. Pasti akan ada cemaran di bawah (tanah)."

Penulis : Vyara Lestari Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU