> >

Turun dari Posisi Puncak, Kualitas Udara DKI Jakarta Jadi Terburuk Ketiga di Dunia

Jabodetabek | 19 Juni 2024, 07:29 WIB
Kabut asap menyelimuti Jakarta pada Jumat, 11 Agustus 2023. Menurut pihak berwenang, penyebab utama memburuknya kualitas udara dan polusi di Jakarta akhir-akhir ini dipicu oleh musim kemarau dan emisi kendaraan bermotor. (Sumber: AP Photo/Dita Alangkara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kondisi kualitas udara di Ibu Kota Jakarta kembali menjadi sorotan setelah data terbaru dari situs pemantau IQAir menempatkan DKI Jakarta pada peringkat ketiga kota dengan udara terburuk di dunia pada Rabu (19/6/2024) pagi.

Situasi ini tentu saja mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian serta tindakan nyata dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah polusi udara yang semakin akut.

Berdasarkan data yang dilaporkan pada pukul 07.19 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 163 dengan tingkat partikel halus (particulate matter/PM) 2.5, yang masuk dalam kategori tidak sehat.

Angka ini menempatkan Jakarta di urutan ketiga kota dengan udara terburuk di dunia, setelah Kinshasa, Republik Kongo dengan indeks 179 dan Kampala, Uganda dengan indeks 166. Sedangkan di urutan keempat, ada Batam dengan indeks 158.

Data ini diperkuat oleh Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta yang juga menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta berada pada kategori tidak sehat.

Baca Juga: Aksi Penjambretan di CFD Jakarta Tak Sengaja Tertangkap Fotografer! Polisi Buru Pelaku

Kategori ini mengindikasikan bahwa tingkat kualitas udara bersifat merugikan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan, serta dapat memengaruhi nilai estetika lingkungan.

Beberapa wilayah di Jakarta yang terpantau memiliki kualitas udara buruk antara lain Bundaran HI (106), Kelapa Gading (116), Jagakarsa (127), Kebon Jeruk (136), dan Lubang Buaya (106). Angka-angka ini jelas berada di atas ambang batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kualitas udara yang aman.

Polusi udara di Jakarta telah menjadi masalah kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, dan pembakaran sampah.

Kondisi ini tidak hanya membahayakan kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak pada lingkungan dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU