Anggota DPRD DKI: Kinerja Heru Budi Terkait Penanganan Banjir Jakarta Kurang Memuaskan
Jabodetabek | 30 April 2024, 03:30 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah menyampaikan progres pekerjaan umum dan penataan ruang dalam Rapat Paripurna terkait Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur DKI Tahun 2023, di Gedung DPRD DKI, pada Kamis 18 April 2024.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth menilai, kinerja yang dilaporkan Heru Budi tersebut terkait program normalisasi dan restorasi sungai.
Menurut Hardiyanto, hal ini untuk mengatasi banjir di Jakarta kurang memuaskan, terkesan normatif, dan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
"Laporan pertanggung jawaban program (LKPJ) yang disampaikan Pj Gubernur DKI Pak Heru Budi, masih belum memuaskan, terkesan masih normatif dan tidak sesuai dengan realita di lapangan. Apalagi terkait masalah banjir di Jakarta. Karena kenyataannya hingga saat ini, sejumlah wilayah di Jakarta masih saja dilanda kebanjiran pada saat di guyur hujan deras ataupun ringan," kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (29/4/2024).
Baca Juga: BMKG Peringatkan Potesi Banjir Rob di Pesisir Banten, Jakarta, dan Jawa Tengah pada Senin 29 April
Politikus PDI Perjuangan atau PDIP itu menilai, Heru Budi tidak fokus dalam mengatasi permasalahan banjir di Jakarta.
Seharusnya bisa melakukan pendataan di 13 sungai di Jakarta untuk dilakukan program pengerukan sedimen lumpur secara berkala.
Hal itu agar dapat menampung debit air yang banyak pada saat hujan turun, terjadi air kiriman atau air laut pasang.
"Pengerjaan masalah banjir tidak bisa dilakukan secara sporadis, tetapi harus dilakukan secara fokus, spesifik dan terukur. Seharusnya Pemprov DKI bisa melakukan mapping terlebih dahulu di 13 sungai Jakarta. Kemudian disusun agenda pengerukan secara berkala dan mau dimulai dari mana dahulu, supaya parameter kinerjanya bisa terukur dan bisa dipertanggungjawabkan di masyarakat," katanya.
Menurutnya, seharusnya Heru Budi fokus saja dulu di program pengerukan lumpur.
Karena lebih sederhana dan tidak membutuhkan waktu perencanaan yang terlalu lama. Selanjutnya fokus terhadap pembangunan saluran air di sejumlah RT di Jakarta.
"Temuan saya di lapangan, masih banyak wilayah RT di Jakarta yang tidak punya saluran air yang layak dan tidak bisa menampung air hujan yang turun maupun pembuangan limbah rumah tangga," katanya.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV