Heboh, Dugaan Rektor Dimintai Video Apresiasi Jokowi
Jawa tengah dan diy | 9 Februari 2024, 14:01 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Informasi terbaru dugaan pengondisian untuk menyampaikan narasi positif kepada pemerintah yakni Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang, Masrukhi, yang membenarkan dirinya dimintai polisi untuk membuat video testimoni soal pemilu damai. Namun, Rektor UNIMUS memastikan tidak diminta untuk mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi.
“Saya hari Sabtu ditelfon dari Polres untuk memberikan imbauan pemilu damai. Tapi sesungguhnya Polres itu dengan UNIMUS sangat dekat, sehingga permintaan testimoni atau imbauan itu tidak hanya dalam rangka pemilu saja. Tapi juga dalam rangka bulan ramadhan, hari raya, lalu Natal, tahun baru, ketika ada event-event lain. Intinya supaya bagaimana kita memberikan edukasi kepada masyarakat, mencinptakan suasana yang kondusif. Sampaikan bahwa perbedaan pilihan di tengah-tengah masyarakat itu hal biasa, hal wajar. Tidak usah kemudian perbedaan pilihan itu menjadi benih-benih konflik,” ucap Masrukhi.
Sebelumnya, Rektor Universitas Katolik Soegiyapranata Semarang, Ferdinandus Hindiarto mengaku sempat diminta membuat video yang bertujuan mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo oleh seseorang yang mengaku polisi. Namun, Ferdinandus menolak karena permintaan itu dinilai tidak sesuai dengan sikap universitas tersebut.
“Hari Jumat saya berangkat ke Surabaya dalam pertemuan perguruan tinggi Katolik Indonesia, ada chat masuk yang mengatakan beliau dari Polrestabes Semarang. Yang intinya memohon supaya saya membuat video yang isinya, poin-poinnya sama seperti video-video yang sudah beredar di beberapa rektor itu. Lalu saya menjawab bahwa pilihan kami, sikap kami mohon maaf tidak bisa memenuhi permintaan itu. Kenapa? Karena kami punya dasar yang kuat. Dasar yang pertama konstitusi Apostolik untuk universitas katolik di dunia, di mana di pembukaan hakikat itu sudah dinyatakan Universitas Katolik mencari, menemukan dan menyebarluaskan kebenaran. Dan obyektif kok saya, kami obyektif. Pada saat Dies Natalis ke ke-40 tahun 2022 kami mengundang pak presiden. Tetapi ketika ada sesuatu yang kurang pas, kami harus bersuara, menyuarakan kebenaran itu,” jelas Ferdinandus Hindiarto.
Pengakuan Rektor Unika Soegijapranata Semarang dibantah Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar. Ia menyebut permintaan video ini bukan merupakan bentuk intervensi pada civitas akademika, melainkan sebagai ajakan untuk menyukseskan pemilu damai.
“Ajakan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, termasuk teman-teman adik mahasiswa, civitas akademik itu mengajak untuk mensupport tercintapnya pemilu damai. Tidak ada maksud-maksud lain dari hal tersebut,” ujar Kombes Irwan.
Kalangan akademisi harus punya kebebasan untuk berkata jujur demi kepentingan masyarakat.
#rektorunimus #videoapresiasi #semarang
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV