Ratu Tegalrejo, Perempuan yang Tersamarkan Sejarah | Perempuan-Perempuan Nusantara
Sumatra | 6 Februari 2024, 15:54 WIBKOMPASTV - Siapa yang tak kenal dengan Pangeran Diponegoro?
Dia adalah sosok Pahlawan Nasional yang namanya termasyhur sebagai pemimpin Perang Jawa. Perang besar yang mampu memporak-porandakan kekuatan fisik dan finansial Pasukan Belanda.
Namun tahukah Anda? Di balik kebesaran namanya, ada sosok perempuan yang menumbuhkan pemikiran dan mengukuhkan ideologi spiritual Sang Pangeran. Dialah Ratu Ageng Tegalrejo. Nenek buyut yang mengasuh Pangeran Diponegoro sejak kecil. Istri dari pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono Pertama. Dia adalah pasangan sepadan Hamengku Buwono Pertama yang juga meletakakkan dasar-dasar falsafah Keraton Yogyakarta.
Ratu Ageng Tegalrejo lahir dengan nama Niken Ayu Yuwati, pada tahun 1732 di Sragen, Jawa Tengah. Pertemuannya dengan Pangeran Mangkubumi (yang kelak bergelar HB I) terjadi di tengah perjuangannya pada Perang Suksesi Jawa ketiga. Ratu Ageng membentuk Korps Srikandi Kesultanan berjuluk Prajurit Estri Langenkusumo. Kelak di kemudian hari pasukan ini juga yang akan memperkuat perjuangan Pangeran Diponegoro.
Sepeninggal suaminya, Ratu Ageng hengkang dari Keraton Yogyakarta. Perbedaan nilai hidup dengan putra semata wayangnya, Hamengku Buwono II jadi penyebabnya. Dia kemudian menciptakan dan memimpin istana kecilnya sendiri di Tegalrejo, Yogyakarta. Ia pun berjuluk Ratu Ageng Tegalrejo. Perpindahannya membawa serta Pangeran Diponegoro kecil.
Di Tegalrejo, Ratu Ageng membuka lahan. Menjadikan tegalan menjadi wilayah pertanian yang subur. Ratu Ageng juga membuka pesantren kecil. Menyebarkan agama Islam bernafaskan Tarekat Syattariyah. Ia menjadi sosok pendidik dan spiritualis disegani masyarakat.
Penulis : KompasTV-Aceh
Sumber : Kompas TV