> >

Kronologi Terbongkarnya Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Bunuh 11 Pasiennya Gara-gara Pesan WhatsApp

Jawa tengah dan diy | 4 April 2023, 06:55 WIB
Polisi memperlihatkan barang bukti dari tersangka dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, Tohirin alias Mbah Slamet, Senin (3/4/2023). (Sumber: Kompas.com)

BANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Polres Banjarnegara berhasil mengungkap aksi pembunuhan berencana yang dilakukan oleh dukun pengganda uang berinisial TH alias Mbah Slamet terhadap 11 orang pasiennya.

Para korban yang dihabisi oleh Mbah Slamet ternyata dikubur di sebidang tanah perkebunan yang berada di Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Baca Juga: Jumlah Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Bertambah, Diduga Ada 11 Orang

Para korban yang dibunuh oleh Mbah Slamet itu kemudian berhasil dievakuasi Polres Banjarnegara dengan dibantu oleh sukarelawan.

Kasatreskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama mengatakan informasi yang diperoleh dari sejumlah sukarelawan, sebanyak 10 mayat berhasil dievakuasi saat penggalian yang dilakukan pada Senin (3/4/2023).

Bahkan, kata Bintoro, beberapa korban di antaranya dikubur oleh pelaku dalam satu liang lahad.

Setelah dievakuasi dari lokasi penguburan, mayat-mayat tersebut langsung dibawa ke RSUD Hj Lasmanah Banjarnegara untuk dilakukan identifikasi.

Namun demikian, Bintoro menambahkan, pihaknya kembali melakukan penggalian di sekitar lokasi penemuan korban pertama yang dikubur di lahan milik pelaku.

Bintoro Thio mengatakan, ada penambahan jumlah korban yang diduga dibunuh oleh Slamet. Diduga total ada 11 orang yang menjadi korban pembunuhan oleh dukun itu.

Baca Juga: 5 Tahun Beraksi, 10 Korban Serial Killer Dukun Palsu Mbah Slamet Ditemukan Terkubur di Kebun

"Namun kami belum bisa pastikan jumlahnya (jumlah mayat yang dievakuasi)," kata Bintoro saat dikonfirmasi wartawan di Banjarnegara, Senin (3/4/2023).

Sementara itu, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengungkapkan kronologi terbongkarnya aksi pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet terhadap 10 pasiennya.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU